Tafsir An-Nahl 95-96: Dunia dan Akhirat, Beda Kurikulum
Jumat, 26 Agustus 2016 14:14 WIB
Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .
BANGSAONLINE.com - Walaa tasytaruu bi’ahdi allaahi tsamanan qaliilan innamaa ‘inda allaahi huwa khayrun lakum in kuntum ta’lamuuna (95). Maa ‘indakum yanfadu wamaa ‘inda allaahi baaqin walanajziyanna alladziina shabaruu ajrahum bi-ahsani maa kaanuu ya’maluuna (96).
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani
Ayat kaji ini berada setelah ayat nafsu politik yang menggelora dan membuta, sehingga tega bersumpah serapah, meski nantinya diingkari. Kemudian dijelaskan agar tidak menukar janji Allah ('ahd Allah) dengan kepentingan dunia yang murah dan sedikit (tsamana qalila).
Tsamana qalila selalu dipakai sebagai sifat untuk keseluruhan materi di dunia ini. Jadi, seluruh isi dan kekayaan di dunia ini, bagi Allah adalah tidak berharga atau harga super murah. Artinya, satu ayat Allah, satu janji ketuhanan jauh lebih berharga dibanding dengan dunia ini seisinya.
Untuk itu, terma "tsmana qalila" tidak bisa direka atau diplesetkan, dengan mengatakan, "bahwa ayat ini melarang menukar firman Allah dengan harga murah, tapi kalau dengan harga mahal boleh." Omongan ini pasti plesetan dan tidak ada kenyataannya. Artinya, sehebat apapun materi di dunia sungguh tidak ada apa-apanya dibanding kebaikan di akhirat. Hal itu karena kurikulum dunia benar-benar tidak sama dengan kurikulum akhirat.
Shalat - misalnya -, apa nilainya untuk ukuran dunia. Justru malah merugikan. Lebih baik tetap bekerja karena pasti mendapat uang. Jika ditinggal shalat, apalagi wiridannya lama, maka mengurangi waktu bekerja yang otomatis mengurangi pendapatan. Begitu matematisnya. Tapi tidak demikian kenyataannya. Tuhan sering kali menunjukkan kurikulum berbeda. Orang yang menghabiskan jam kerja lebih banyak tidak mesti lebih kaya ketimbang yang sedikit.
Simak berita selengkapnya ...