UPT Pande Besi Klurak Sidoarjo Tak Diminati Pengrajin, Nyaris Gulung Tikar | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

UPT Pande Besi Klurak Sidoarjo Tak Diminati Pengrajin, Nyaris Gulung Tikar

Editor: choirul
Wartawan: faratiti dewi
Kamis, 22 September 2016 09:50 WIB

suasana lengang di UPT Pande Besi Desa Klurak. foto: faratiti dewi/BANGSAONLINE

Dengan pemasukan yang sedikit, pegawai pun menerima upah seadanya. Sedangkan penanggung jawabnya tidak mendapat apa-apa, bahkan rugi. Lahuri mengambil uang pribadinya untuk membayar listrik dan uang makan pegawai.

“Di sini tidak ada anggaran masuk, listrik ya bayar sendiri dari jasa-jasa, kadang-kadang kalau ramai ya cukup, kalau sepi seperti ini atau puasaan, ya saya rugi. Saya pakai uang pribadi. Jadi uang yang masuk, impas untuk pengeluaran. Tidak ada untuk saya sendiri, bahkan kalau sepi saya sangat rugi. Soalnya tahun 2015 ini grafiknya turun drastis. Bahkan, saat ada bagian gedung yang ambruk, saya betulkan sendiri, dan pegawai saya liburkan karena sepi.”

Dia mengakui, dahulu tempat ini ramai dan dipercayai banyak orang, namun seiring berjalannya waktu, semakin banyaknya pesaing, sedangkan alat-alatnya sudah tidak memadai, mengalahkan UKM baru dengan alat baru

“Dahulu disini vital dan sangat dibutuhkan. Tapi UKM sekarang sudah punya sendiri-sendiri alat-alatnya, lebih modern ketimbang di sini. Saya ke Jakarta untuk mengajukan permintaan alat baru, dikarenakan mesin di sini sudah tak presisi lagi. Namun tidak ada hasilnya. Sehingga, sekarang orang-orang ke sini biasanya hanya untuk konsultasi/sharing mengenai besi atau logam.”

Mengingat tempat ini hanya jasa pembinaan, sehingga yang datang ke UPT ini pun memberi uang jasa semampunya. “Kondisi MEA ini, sangat pengaruh, saya lari keluar cari yang baru, tidak hanya bergantung di sini saja. Disini bukan produksi, di sini tempat pembinaan, terkadang pelanggan tidak memberi uang jasa. Terkadang hanya membayar setengahnya, minta cepat, kalau tidak dikerjakan marah-marah.”

“Rencananya, UKM besi/logam yang omzetnya di atas Rp 200 juta, dialokasi ke daerah Jabon, sedangkan aset di bawah itu, masih bisa di sini. Rencana ini untuk tahun 2025 mendatang.” (faratiti dewi/UTM)

 

 Tag:   Sidoarjo

Berita Terkait

Bangsaonline Video