Kuliah Umum, UISI Datangkan Dosen Tamu Ketua BPK RI | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Kuliah Umum, UISI Datangkan Dosen Tamu Ketua BPK RI

Senin, 31 Oktober 2016 15:32 WIB

Ketua BPK RI, Dr. Harry Azhar Azis saat memberikan pemaparan dalam kuliah umum di UISI. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

Sementara Ketua BPK RI, Dr. Harry Azhar Azis MA, di awal sambutan kuliah umumnya mengungkapkan, kalau tata kelola keuangan di Kabupaten Gresik makin baik. Jika di tahun 2014 tata kelola keuangan di Pemkab Gresik masih berpredikat WDP (wajar dengan pengecualian), kemudian pada tahun 2016 sudah WTP (wajar tanpa pengecualian). "Jadi, sudah baik tata kelola keuangan Pemkab Gresik," katanya.

Ia menyatakan, BPK di bawah kepemimpinannya terus melakukan pemerikasaan intens di semua lini institusi pemerintahan. Bahkan, pihaknya juga mulai lakukan pemeriksaan tata kelola keuangan di lingkup rumah tangga presiden. "Saya sudah minta izin Pak Presiden dan diizinkannya," jelasnya.

"Sebelumnya, BPK tidak pernah lakukan pemeriksaan keuangan di rumah tangga presiden, mungkin karena ewuh pakewuh," sambungnya.

Pada kesempatan itu, Harry Azhar juga memberikan pembekalan terhadap ratusan mahasiswa yang sedang ikuti kuliah umum. Ia meminta agar tidak membudayakan menyontek, meski budaya ini masih menjamur di Indonesia.

Ia pun lalu mencontohkan, saat dirinya kuliah di Amerika Serikat, ada temannya yang ketahuan mencontek lalu dikeluarkan dari sekolah. "Di Amerika kalau ada mahasiswa ketahuan nyontek maka dikeluarkan dan tidak bisa kuliah di perguruan lain karena sudah ada data basenya," ungkapnya.

Ia juga berpesan kepada para mahasiswa agar jangan menjadi orang gagal. Karena di dunia tidak ada tempat bagi orang gagal. "Orang gagal gak akan dipakai," jelasnya.

Pada kuliah umumnya, Harry Azhar juga menjlentrehkan soal tata kelola keuangan yang baik. "Pola pengelola keuangan yang baik hanya bisa dilakukan orang yang pintar dan jujur," terangnya.

"Intinya, kalau dilakukan sesuai aturan yang ada, maka itu baru yang baik. "Banyak bupati masuk penjara karena salah lakukan pengelolaan keuangan," pungkasnya. (hud/rev)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video