Upacara HUT PT SMI, Dirut Semen Indonesia Beberkan Tantangan Menghadapi 'Pemain Baru' | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Upacara HUT PT SMI, Dirut Semen Indonesia Beberkan Tantangan Menghadapi 'Pemain Baru'

Senin, 09 Januari 2017 11:02 WIB

Dirut PT. SI Rizkan Chandra bersama jajaran direksi usai penandatangan proyek baru. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

Kapasitas semen nasional saat ini sebesar 88,2 juta ton, sedangkan kebutuhan semen hanya 65 juta ton, sehingga terjadi over supply sekitar 25 juta ton.

"Musuh kita yang sebenarnya bukanlah kompetitor lokal, tetapi kompetitor regional asing asal Cina (Anhui Conch) dan Thailand (Siam City Cement Company/ SCCC) ltd milik keluarga kerajaan Thailand yang berhasil mengakuisisi Holcim Cement Sri Lanka dan Holcim Australia serta akan melebarkan jangkauannya di Indonesia," ungkapnya.

Namun, jelas Rizkan, kekuatan Holding Semen Indonesia Group jauh lebih hebat dibandingkan kompetitor.

Kekuatan tersebut antara lain, produksi. Di tengah kondisi perekonomian yang sulit dan persaingan yang semakin ketat, Semen Indonesia masih bisa menciptakan rekor baru bidang produksi.

Tahun 2016, Pabrik Tuban mampu memroduksi sebesar 1.381.907 ton atau 5 persen di atas RKAP sebesar 1.304.400 ton. Angka ini melampaui rekor produksi tahun 2015, yakni 1.355.795 ton atau meningkat 2 persen. "Kita berharap di tahun-tahun mendatang, pabrik-pabrik semen SMIG dapat ikut menorehkan prestasi produksinya," harapnya.

Produksi ini didukung adanya 4 buah pabrik yang terintegrasi dan mampu menciptakan peluang biaya distribusi yang lebih terjangkau dan jaminan ketersediaan produk di pasar. Selain itu, juga didukung distribusi terintegrasi yang luas dengan 11 pelabuhan, 25 packing plant, dan ratusan distributor se Asia Tenggara.

"Pesaing kita yang sebenarnya bukan di internal grup, tetapi pesaing dari luar (pemain regional yang akan masuk ke Indonesia), sehingga di antara kita jangan lagi saling berkelahi di lapangan," katanya.

Selain itu, Rizkan juga menyebut jika Cost Transformation menjadi keunggulan dan kunci untuk dapat meraih peningkatan revenue dengan efisiensi dalam seluruh proses bisnis.

Juaga kekuatan merk/brand equity. sudah membangun brand sejak tahun 1910, Semen Gresik sejak tahun 1957, dan Semen Tonasa sejak tahun 1968. "Bandingkan dengan brand kompetitor yang baru tahun 80an muncul di pasaran, apalagi brand-brand baru yang bermunculan di era milenium ini," paparnya.

Semen Indonesia pun saat ini menghadapi tantangan menggunakan 3+1. Transformasi dari sekadar produsen semen menjadi bisnis semen, hilirisasi produk (adjacent portofolio), pasar regional, dan cost transformation.

"Keempatnya akan didukung oleh sistem dan struktur, serta people dan culture. Strategi tersebut harus didukung dengan perbaikan dan peningkatan pendelegasian wewenang yang ditopang dengan commercial excellence," jelasnya.

Saat ini, kata Rizkan, orang tidak butuh semen. Semua dituntut serba praktis dan mudah dalam aplikasi, sehingga Semen Indonesia harus siap.

Sebagai contoh, dalam pembangunan infrasutruktur saluran air/gorong-gorong dan membangun rumah konsumen menggunakan produk precast seperti box calvert dan bata ringan.

Untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut, perusahaan perlu merubah visi yang semula adalah “Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Asia Tenggara” diganti dengan visi yang merepresentasikan perusahaan sebagai industri semen yang bisnisnya mencakup bidang persemenan dan pendukungnya.

Semen Indonesia sendiri telah membuat RJP dan RKAP yang telah disahkan menjadi acuan dan panduan dalam menjalankan perusahaan. "Tantangan 2017 yang kita dihadapi yakni target peningkatan yang cukup tinggi dari Revenue tahun 2016 sebesar Rp 26,9 T ditargetkan naik 20 persen menjadi Rp 32,4 T di tahun 2017," katanya.

Kontribusi ini akan dihasilkan dari peningkatan industri semen sebesar Rp 27,5 T, naik 6 persen dari tahun 2016. Peningkatan industri non semen sebesar Rp 3,5 T, naik 243 persen dari tahun 2016. Pertumbuhan bisnis inorganic seperti building material (precast, gressboard) melalui mekanisme binis joint venture meningkat sebesar Rp 1,4 T atau 100 persen.(hud/rev)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video