7 Delegasi Muslim Indonesia Temui Presiden Israel, MUI: Israel Coba Adu Domba Indonesia
Jumat, 20 Januari 2017 23:56 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Tujuh Delegasi Muslim Indonesia menemui Presiden Israel Reuven Rivlin di kediamannya, Beit HaNassi, Talbiyah, Yerusalem. Kedatangan mereka diprakarsai oleh Australia/Israel & Jewish Affairs Council (AIJAC).
Dikutip dari Merdeka.com, Kedatangan mereka diterima langsung oleh Rivlin. Para delegasi dan kepala negara Yahudi itu membicarakan hubungan antara Umat Islam dan Yahudi. Dia juga berharap Indonesia bisa membuka kerja sama dan saling berinteraksi di masa mendatang.
BACA JUGA:
Setahun Tragedi Genosida, API Palestina Jatim Bakal Gelar Aksi di Surabaya dan Malang
Selain Tinjau Gedung UPT RPH, Pj Wali Kota Kediri Serahkan Sertifikat Halal dan NKV RPH-R
Gus Nasrul: Banyak Sarjana Muslim yang Belum Paham Salat
Sinergitas Pendidikan Non-Formal, MUI Kabupaten Pasuruan Gelar Lokakarya
Dilansir dari Israel Ministry of Foreign Affairs, pertemuan itu berlangsung pada Rabu (18/1/) lalu.
"Saya yakinkan kepada Anda bahwa di Yerusalem, kota Tuhan, semua orang bisa beribadah sesuai dengan keyakinannya. Dan Israel akan terus membela hak ini, tidak peduli apapun propaganda anti-Israel tentang hal ini. Selama ini, propaganda yang selama ini muncul untuk memprovokasi dunia Islam terhadap Israel," kata Rivlin, demikian dikutip dari Times of Israel, Kamis (19/1).
Menurut Rivlin, di negaranya kehidupan antar umat beragama Samawi sangat harmonis. Dia menyebut, demokrasi yang dibangun di Israel tak hanya bagi Yahudi, tapi juga semua agama.
"Nenek moyang saya percaya, seperti saya, bahwa kita semua bisa tinggal di sini bersama-sama. Kami percaya di Israel sebagai negara demokratis dan Yahudi, bukan demokrasi hanya untuk orang-orang Yahudi. Ada demokrasi untuk semua orang," tambahnya.
Sambutan hangat yang diterima para delegasi ini membuat Profesor Istibsjaroh mengaku tersanjung bisa diundang secara langsung ke Israel.
"Sebagai Presiden Institut Pendidikan Tinggi, dan sebagai ketua di Dewan Islam dan mantan senator Republik Indonesia. Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu pulau, dan terbang antar pulau bisa memakan 10 jam. Di sana juga memiliki keberagaman agama dan budaya, tapi kami semua satu sebagai warga Indonesia," katanya.
Kehadiran warga Indonesia di Israel sendiri bukan hal yang asing. Beberapa waktu lalu publik juga dihebohkan kedatangan wartawan asal tanah air menemui Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu di kantornya.
Sejumlah pengusaha juga dipergoki menghadiri perayaan kemerdekaan Israel yang digelar Kedutaan Besar Israel di Singapura.
Sejak berdiri sebagai negara berdaulat, Indonesia belum pernah membuka atau berhubungan langsung dengan Israel. Namun, di masa Orde Baru Indonesia pernah membeli pesawat tempur secara rahasia dari negara itu.
Mulai 1999, yakni era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Indonesia tak lagi mengambil sikap bermusuhan, namun tetap tidak membuka kantor perwakilan di negara itu.
Simak berita selengkapnya ...
sumber : merdeka.com/republika.co.id