Kampung Anak Negeri, Ubah Hidup Anak Putus Sekolah lewat Pendidikan, Olahraga dan Wirausaha
Jumat, 03 Maret 2017 22:56 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama perangkat daerah terkait terus memperhatikan dan memfasilitasi kebutuhan anak-anak yang mengalami permasalahan kesejahteraan sosial, melalui pembinaan pendidikan formal dan informal. Bersama UPTD Ponsos Kampung Anak Negeri, mereka mampu menorehkan prestasi bagi Kota Surabaya.
Menurut Kepala UPTD Pondok Sosial Kalijudan dan Kampung Anak Negeri, Erni Lutfia, Kampung Anak Negeri merupakan tempat untuk menampung dan memberikan sarana pendidikan bagi anak-anak putus sekolah, anak terlantar dan anak jalanan berupa pendidikan formal dan pengembangan bakat dan minat.
BACA JUGA:
Warga Wiyung Jadi Korban Pembacokan, Pihak Keluarga Tuntut Tanggung Jawab Liponsos, Kok Bisa?
Depresi dan Sering Marah-Marah Usai Ditinggal Istri dan Anak, Kakek Bersajam Diamankan Polsek Gubeng
Tinjau PPKM Darurat, Wali Kota Eri Temukan Pelanggar, Langsung Digelandang ke Makam Keputih
Wanita Sebatang Kara Sakit Terabaikan, Meninggal dalam Perjalanan ke Liponsos Keputih
“UPTD Ponsos Kampung Anak Negeri merupakan gabungan dari UPTD Kalijudan sesuai dengan Perwali tahun 2016 dengan status penyandang masalah kesejahteraan sosial dan rata-rata UPTD tersebut dihuni oleh anak jalanan, keluarga tidak mampu, berlatar belakang keluarga broken home serta anak-anak yang mengalami putus sekolah, namun kebanyakan merupakan anak putus sekolah,” kata Erna saat ditemui di UPTD Kampung Anak Negeri – Wonorejo Raya (3/3/2017).
Melihat banyaknya anak putus sekolah di asrama tersebut, Erna bersama tim pengajar dan pendamping Kampung Anak Negeri berkoordinasi dengan tim psikologi untuk melihat sejauh mana anak-anak tersebut siap untuk kembali bersekolah. Sebab, tim psikolog harus mengetahui seberapa lama mereka mengalami putus sekolah, apakah jangka waktunya pendek atau panjang.
“Jika jangka waktu putus sekolah pendek maka mereka akan disuruh kembali bersekolah, sedangkan jangka waktunya panjang maka anak-anak tersebut akan diberi pembinaan edukasi yang dilaksanakan setiap hari senin-jum’at, mulai pukul 8 pagi sampai 11 siang,” ujar Erna.
Hingga saat ini dari 35 anak yang tinggal di UPTD Kampung Anak Negeri, terdapat 13 anak yang mau kembali menempuh jenjang pendidikan formal, 4 di antaranya merupakan anak-anak inklusi.