Gus Solah Tegaskan Islam dan Keindonesiaan Tidak Bisa Dipisahkan
Selasa, 18 April 2017 20:56 WIB
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol. Boy Rafli Amar yang hadir dalam peresmian tersebut berharap, kehadiran cabang Pesantren Tebuireng di Banten akan mampu mendidik santri yang memiliki spirit kemajuan, wawasan keilmuan dan berakhlaqul karimah. Juga dapat melahirkan generasi emas yang akan mengisi kehidupan bangsa dengan hal-hal yang positif untuk kepentingan agama dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurut Boy, pendiri Pesantren Tebuireng KH Hasyim Asy'ari terkenal dengan konsep hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman). Karena itu, dia berharap semangat ini akan menyebar luas di tengah-tengah krisis kecintaan kepada negara yang cenderung memudar akhir-akhir ini.
"Terutama masyarakat di kota-kota besar yang menikmati kemajuan teknologi sedemikian rupa, mereka kadang lupa dengan nilai-nilai dasar bangsa kita yang diwariskan para leluhur dalam rangka membangun NKRI," ujar mantan Kapolda Banten ini.
Lulusan Akademi Kepolisian 1988 ini menambahkan, semangat cinta tanah air yang digelorakan pendiri Pesantren Tebuireng adalah modal bangsa Indonesia untuk tetap eksis dan kokoh.
"Kami berkeyakinan, Pesantren Tebuireng ini dapat menjadi role model bagi pondok pesantren di Indonesia, dengan tidak melupakan nilai-nilai keindonesiaan dan kecintaan kepada bangsa ini," ujar Boy.
Acara peletakan baru pertama pesantren ini juga dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Banten Bazari Syam, Kepala Kantor Kementerian Agama Serang Abdur Roup, Wakil Bupati Serang Panji Tirtayasa, mantan Kapolda Banten Rumiah Kartoredjo, dan Kapolda Banten Brigjen Pol. Listio Sigit Prabowo.
Dari kalangan ulama hadir sesepuh alumni Pesantren Tebuireng KH. Fuad Halimi, Ketua MUI Banten KH. AM Romly, Ketua Yayasan Pesantren Tebuireng 09 KH. Ahmad Qizwini, dan puluhan pengasuh pesantren di Banten. (*)