Ketika Kang Abik Berbagi Kiat Menjadi Novelis kepada Santri Jombang
Sabtu, 29 April 2017 20:32 WIB
"Tebuireng adalah tempat yang dulu diinginkan Ibu saya untuk mondok," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz memuji novel ke-15 Kang Abik ini. “Ini bukan sekadar novel. Tapi lebih kepada keintiman kehidupan seorang santri dan cita-cita yang diperjuangkan. Ada unsur ibadah dan iman yang dimunculkan, sebagai kekayaan religi pesantren,” ucap pria yang akrab dipanggil Gus Kikin ini.
Gus Kikin memuji Kang Abik sebagai santri yang mampu merefleksikan dunia pesantren ke dalam bentuk tekstual yang indah dan kaya akan simbol sastra. "Tidak melulu menghadirkan hal yang berbau cinta dalam novel, tetapi membubuhkan pesan bernuansa religi di dalam setiap karya-karyanya," puji bapak dua anak ini.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Kikin juga berpesan agar para santri memilih jenis buku bacaannya. Menurut dia, jika para santri gemar membaca novel Barat, secara tidak langsung watak dan perilakunya akan cenderung meniru budaya mereka.
Menurut cicit KHM Hasyim Asy'ari itu, kalau santri membaca komik Superman, misalnya, bisa jadi dia akan berkhayal bisa terbang. Kalau yang dibaca buku karya JK. Rowling, dia juga akan berimajinasi menaiki sapu terbang.
"Tapi, jika ada novel yang berkualitas seperti ini, bisa jadi orang asing akan termotivasi dengan budaya Indonesia dan tertarik untuk mempelajari. Khususnya dunia kepesantrenan," pungkasnya. (*)