Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (2): Dengar Adzan, Warga Ampel Tinggalkan Dagangan
Wartawan: Yudi Arianto
Senin, 29 Mei 2017 22:48 WIB
KAWASAN Ampel dikenal sebagai kawasan religi. Pasalnya, di kawasan tersebut terdapat Makam Sunan Ampel. Tak heran, hampir setiap hari para peziarah mendatangi lokasi tersebut. Dari sekian banyak nama kampung di kawasan Ampel, ada salah satu nama kampung yang paling awal berdirinya, yakni Ampel Suci. Orang-orang lama mengistilahkan nama-nama kampung mereka dengan nama Ampel Suci karena berdirinya kampung ini bersamaan dengan dibangunnya Masjid Ampel Denta itu sendiri.
Adapun nama-nama kampung Ampel itu mulai dari Ampel Suci, Ampel Masjid, Ampel Maghfur, Ampel Kajeron, Ampel Lonceng dan sebagainya.
BACA JUGA:
Korban Begal di Surabaya Tolak Ajakan Damai Pelaku
Polisi Bongkar Motif Begal Perempuan di Surabaya
Begal Perempuan Sasar Driver Taksi Online di Surabaya
Koridor V Trans Jatim Rute Surabaya-Bangkalan Resmi Beroperasi
“Orang-orang jaman dulu hanya mengenal satu nama kampung yaitu Ampel Suci,” ungkap Muh Zainal Arifin (40), Ketua RT Kampung Ampel Suci, kepada BANGSAONLINE.com.
Sesuai dengan SK Walikota Nomor: 188.45/251/402.1.104/1996, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menetapkan Masjid Ampel Denta Jl Ampel Suci No. 45 Surabaya sebagai Bangunan Cagar Budaya. SK tersebut menyebutkan bahwa pembangunan Masjid Ampel dilakukan sekitar tahun 1420 M.
“Adanya SK Wali Kota itu lebih menguatkan keberadaan kampung Ampel Suci sebagai kampung tertua karena dipakai sebagai alamat masjid kuno tersebut,” jelas Totok, Staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya.
Zainal mengaku, jumlah penduduk asli yang tinggal di Ampel Suci saat ini hanya tinggal tiga rumah saja. Sedangkan sisanya yang mayoritas itu adalah para pendatang.
“Dari total jumlah rumah sebanyak 53 buah yang menjadi warga saya itu, sekarang hanya tinggal 25 persen saja. Banyak pemilik toko yang sudah lama tinggal, mereka jual ruko (rumah toko) kepada para pendatang baru,” tuturnya.
Simak berita selengkapnya ...