Pengamat: Gus Syaf Beri Alternatif Pilihan Bagi Masyarakat Jawa Timur | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Pengamat: Gus Syaf Beri Alternatif Pilihan Bagi Masyarakat Jawa Timur

Wartawan: M Didi Rosadi
Minggu, 30 Juli 2017 22:17 WIB

Kombes Pol. Dr. Syafiin saat mengembalikan formulir sebagai bacagub ke Partai Demokrat. foto: DIDI ROSADI/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Makin dekatnya kontestasi Pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun 2018 membuat konstelasi politik Jatim makin meningkat. Terlebih sudah ada sinyal dari Khofifah Indar Parawansa kembali turun ke gelanggang. Sehingga, dipastikan akan terjadi duel keras antara Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah. Kondisi ini membuat warga Jawa Timur hanya punya dua pilihan, memilih Gus Ipul atau Khofifah yang sama-sama dominan.

Di luar nama Gus Ipul dan Khofifah, muncul pula sejumlah kandidat yang umumnya berlatar politikus dan birokrat. Di antaranya Nurhayati Ali Assegaf, Kusnadi, Abdullah Azwar Anas, Kanang, Suhandoyo, Nurwiyatno dan La Nyala Mahmud Mattalitti. Belakangan muncul sosok Kombes Pol Dr. Syafiin yang mendaftar sebagai Cagub dari Partai Demokrat.

Terkait figur Kombes Syafiin atau akarab disapa Gus Syaf, Fahrul Muzzaki menilai keberadaan cucu Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo, Gubernur Jatim pertama itu bisa menjadi alternatif lain bagi masyarakat Jawa Timur terkait calon pemimpin. Karena selama ini, masyarakat hanya diberi pilihan pemimpin berlatar politisi atau birokrat.

“Sosok Kombes Syafiin ini menjadi alternatif pilihan pemimpin bagi masyarakat Jawa Timur. Sebab, latar belakangnya sebagai seorang polisi berbeda dengan kandidat lain yang umumnya politisi dan birokrat,“ urai pengajar ilmu politik di FISIP Universitas Airlangga (Unair) itu.

Fahrul mengungkapkan, kandidat berlatar Polri sebenarnya bukan hal yang baru. Bahkan pada pilgub 2013, Herman Suryadi Sumawiredja yang merupakan purnawirawan Polri bintang dua menjadi cawagub mendampingi Khofifah Indar Parawansa.

Namun yang membedakan adalah, sosok Herman ketika menjadi kontestan pilgub sudah berstatus purnawirawan. Sementara Syafiin, masih berstatus sebagai anggota Polri aktif. Karena itu, variable itu bisa menguntungkan Syafiin. Paling tidak, sentimen semangat korps di lingkungan keluarga Polri lebih tinggi.

“Syafiin itu masih polisi aktif, hal itu tentu sangat menguntungkan ketimbang dia maju saat sudah purnawirawan,” imbuh Fahrul.

Sebelumnya, Komisaris Besar Polisi Syafiin, Sabtu, (29/7) sudah mengembalikan formulir pendaftaran sebagai bakal calon gubernur (Bacagub) Jawa Timur di DPD Partai Demokrat Jawa Timur.

"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya serahkan berkas formulir pendaftaran saya ke Desk Pilkada Demokrat," ujar Syafiin saat menyerahkan semua persyaratan ke Ketua Desk Pilkada DPD Demokrat Jatim, Maskur.

"Untuk posisi saya serahkan sepenuhnya kepada masyarakat Jawa Timur, baik sebagai calon gubernur atau wakil gubernur saya siap," lanjutnya.

Pria yang akrab disapa Gus Syaf ini menuturkan, sebelum memutuskan mengembalikan formulir, ia telah mengantongi izin dari Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk mengikuti penjaringan calon gubernur di Demokrat.

"Sudah (izin Kapolri). Kemarin tiga hari yang lalu ketemu Kapolri dan Wakapolri, saya minta izin daftar lewat Demokrat dan mereka merestui," jelas mantan Kepala Biro Umum Sekretaris Militer Presiden Mabes Polri ini.

Ia menegaskan kesiapannya untuk mundur dari kepolisian jika nanti benar-benar mendapat restu dari ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan ia telah menyiapkan program kerjanya jika terpilih nanti.

"Kalau sudah diputuskan, (diusung Demokrat) saya siap mundur, karena jabatan saya masih ada 3 tahun setengah," jelas pria kelahiran Jombang itu.

Selain siap mundur, ia juga telah menyiapkan visi misi dan program kerja jika terpilih nanti, salah satunya yakni Jum'at Keliling (Juling). "Juling itu Jum'at Keliling yang setiap Jum'at akan solat pindah-pindah ke setiap daerah untuk menyapa dan menyerap aspirasi masyarakat," tandas anggota keluarga besar Thoriqot Shiddiqiyyah tersebut. (mdr)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video