Sarang Walet Tembus Puluhan Juta Rupiah, Tapi Pemkab Pacitan Tak Lagi Kelola Goa Pesisir Pantai
Editor: Abdurrahman Ubaidah
Wartawan: Yuniardi Sutondo
Rabu, 25 Oktober 2017 12:00 WIB
Widi, salah seorang warga menuturkan bahwa di China sarang burung walet menjadi ukuran strata ekonomi seseorang. Bahkan sebagian masyarakat di negeri Tirai Bambu yang hidup berkecukupan kerap menjadikan sarang walet sebagai kado di hajatan pernikahan atau momen-momen tertentu.
"Itu pertanda kalau mereka orang berada dan melimpah dari sisi ekonominya. Sarang walet seakan menjadi ukuran elitsitas sebuah kelompok masyarakat di China," ceritanya.
Sementara di Pacitan sendiri, sekitar tahun 90-an hingga awal tahun 2000-an sempat mengelola spot-spot goa pesisir pantai yang bepotensi menghasilkan sarang walet. Hasilnya pun lumayan sebagai penyumbang potensi pendapatan asli daerah (PAD) kala itu.
Namun seiring bergulirnya kebijakan terkait pengelolaan wilayah sepadan pantai, akhirnya potensi itu dilepas dan diambil alih pemerintah provinsi.
"Kita tidak pernah meregister dalam aset daerah terkait spot-spot goa pesisir pantai yang berpotensi sebagai penghasil sarang walet," tegas Agung Setyono, Kabid Aset BPKAD Pacitan. (yun/dur)