Ditangkap di Palangkaraya, Pengancam Peledakan Mapolda Riau Diduga Warga Blitar | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Ditangkap di Palangkaraya, Pengancam Peledakan Mapolda Riau Diduga Warga Blitar

Editor: Abdurrahman Ubaidah
Wartawan: Akina Nur Alana
Rabu, 29 Agustus 2018 15:24 WIB

Rumah kediaman Erik Nurwianto.

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Akun Facebook Erick Sumber Asri belakangan menjadi perbincangan karena memposting ancaman peledakan Mapolda Riau. Akibat postingan tersebut pemilik akun bernama Erick ditangkap polisi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Akun Erick diketahui telah mem-posting ancaman bom yang berbunyi 'Tunggu saja markas polda riau AKAN KAMI ledakkan, polisi densus 88 pelindung rezim pki AKAN KAMI habisi' pada Minggu 26 Agustus 2018.

Dari beberapa postingan di media sosial, Erick yang memiliki nama lengkap Erik Nurwianto (32) diduga merupakan warga RT 4 RW 6 Desa Sumberasri, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

Menanggapi hal ini pihak pemerintah Desa Sumber Asri dan Polsek Nglegok juga sudah mengkonfirmasi masalah itu ke keluarga Erik.

"Jika dilihat dari postingan di media sosial benar yang ada di foto tersebut adalah Erik warga sini. Tadi pagi kami juga sudah mengonfirmasi masalah ini ke keluarga yang bersangkutan bersama Polsek Nglegok," ungkap sekretaris Desa Sumber Asri, Endrik Suprianto, Rabu (29/8/2018).

Menurut dia, saat dikonfirmasi ke pihak keluarga kedua orang tua Erik mengakui jika foto itu adalah foto anak mereka. Terutama ibu Erik yang sangat yakin jika ciri-ciri pria di dalam foto adalah anaknya.

"Ibunya meyakini kalau yang di medsos itu memang anaknya. Mungkin orang tua memang lebih mengenali ciri-ciri fisik anaknya," terangnya.

Terpisah, Kapolsek Nglegok AKP Agus Tri saat dikonfirmasi mengaku tidak tahu secara detail penangkaoan terhadap Erik. Polsek Nglegok juga hanya memastikan kebenaran foto pengancam peledakan Mapolda Riau itu merupakan warga Desa Sumberasri.

"Soal penangkapan kami belum tau secara detail, namun kami sudah koordinasi dengan pihak desa untuk memastikan ke pihak keluarga," jelasnya.

Kabar itu membuat kedua orang tua Erik sangat terpukul. Saat ditemui di rumahnya, ibu Erik, Samilatun terlihat masih syok dengan kabar penangkapan anak pertamanya.

"Anaknya itu lugu, kok bisa terpengaruh aliran-aliran seperti itu saya kaget banget. Dengar kabar saya langsung lemes," jelas Samilatun.

Menurut Samilatun, kabar itu pertama kali diketahui dari tetangganya yang melihat postingan di Facebook terkait penangkapan Erik, karena melakukan pengancam peledakan bom di Mapolda Riau lewat unggahan Facebook.

Dalam foto yang beredar di Facebook itu terlihat ada polisi dan seorang pemuda yang diduga pelaku ujaran kebencian. Pemuda pelaku ujaran kebencian itu diduga Erik. Samilatun lebih kaget setelah pamong desa dan Polsek Nglegok mengkonfirmasi kebenaran berita itu kepadanya.

"Dari foto yang ditujukkan tetangga itu memang anak saya Erik. Saya sendiri gak tau media sosial, makanya baru tau dari tetangga," jelas Samilatun.

Sementara Sunoto (56) ayah Erik mengaku, anak sulungnya itu sudah pergi meninggalkan rumah sejak tiga tahun lalu. Selama pergi, Erik sama sekali tidak pernah mengirim kabar kepada keluarganya di Blitar. Pihak keluarga pun tidak tahu ke mana Erik pergi.

"Pamitnya hanya kerja gitu saja, namun kami tidak tahu kerja apa dan di mana. Sudah tiga tahun lebih gak pulang, dan gak kasih kabar keluarga," jelas Sunoto.

Sunoto menambahkan, Erik selama ini dikenal pendiam. Namun hubunganya dengan keluarga dan teman-temannya cukup akrab. Erik juga tidak pernah menunjukkan keanehan saat masih di rumah.

"Kalau di rumah dulu itu kerja serabutan. Setelah putus sekolah saat SMA karena memilih kerja. Sama teman-temannya juga akrab gak pernah bikin masalah," imbuhnya. (ina/dur)

 

 Tag:   teroris blitar

Berita Terkait

Bangsaonline Video