Kelompok Bahan Makanan Picu Inflasi Kota Kediri di Bulan November | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Kelompok Bahan Makanan Picu Inflasi Kota Kediri di Bulan November

Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Arif Kurniawan
Selasa, 04 Desember 2018 17:22 WIB

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar bersama TPID saat menggelar jumpa pers di lantai II Kantor Bank Indonesia perwakilan Kediri. Foto: ARIF K/BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pada November 2018 Kota Kediri mengalami inflasi 0,40% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,16% (mtm). Inflasi Kota Kediri pada November 2018 didorong terutama oleh kenaikan harga pada komponen bahan makanan khususnya komoditas daging ayam ras, bawang merah, dan beras. 

Dengan demikian, inflasi Kota Kediri secara kumulatif tercatat sebesar 1,67% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,11% (yoy). Kelompok volatile foods mengalami inflasi sebesar 1,41% dengan kontribusi 0,24%.

Komoditas utama pendorong inflasi volatile foods adalah daging ayam ras, bawang merah, dan beras. Berdasarkan pantauan di lapangan, kenaikan harga daging ayam ras disebabkan oleh berkurangnya populasi ayam pedaging di daerah sentra produksi akibat tingginya populasi ayam ras yang mati pada musim pancaroba.

Sementara itu, kenaikan harga bawang merah di tengah musim panen disebabkan oleh masa jemur yang singkat pada musim penghujan, sehingga bawang merah lebih cepat membusuk.

Inflasi inti tercatat 0,12% dengan kontribusi 0,08% terhadap inflasi periode laporan. Inflasi didorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas yaitu nasi dengan lauk, air minum kemasan, dan bumbu masak, sementara harga komoditas lain relatif stabil.

Komponen administered prices mengalami inflasi 0,42% dengan kontribusi 0,08% terhadap inflasi periode laporan, didorong oleh kenaikan harga bensin dan rokok kretek. Kenaikan harga bensin disebabkan oleh penyesuaian harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Series, Dex Series dan Biosolar Non-PSO per 10 Oktober 2018 menyusul kenaikan harga minyak dunia di pasar global.

Sedangkan kenaikan harga rokok adalah sebagai bentuk penyesuaian industri terhadap kenaikan tarif cukai pada 2018 sekaligus sebagai upaya untuk mempertahankan kinerja perusahaan.

Prospek inflasi IHK pada tahun 2018 masih terkendali pada sasaran inflasi nasional 3,5%±1% (yoy). Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat terutama sebagai antisipasi meningkatnya harga komoditas menjelang akhir tahun.

Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar mengatakan, selama ini TPID menjaga inflasi stabil di kisaran 1-1,5. Jauh lebih rendah ketimbang daerah lain yang mencapai 3-4. 

"Inflasi di Kota Kediri cukup bagus, konsisten, karena kita jaga terus. Menjaga harga tetap stabil, bukan sampai deflasi. Karena kalau deflasi kasian pedagangnya. Oleh karena itu, kita pantau terus," kata Mas Abu, panggilan akrab Abdullah Abu Bakar dalam rilis inflasi di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kediri, Selasa (4/12).

TPID terus melakukan pemantauan harga secara kontinyu. Juga, Bulog melakukan pemantauan terhadap stok barang. Selain itu, dalam menjaga inflasi tetap stabil dengan melakukan Operasi Pasar (OP) yang bekerjasama dengan tiap tiap pemerintah kelurahan.

Dalam rilis ini dihadiri seluruh komponen TPID di antaranya, BI Kediri, Bulog Sub Divre Kediri, BPS Kediri, dan Kepolisian Resort Kediri Kota. (rif/ian)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video