Tafsir Al-Isra 42-43: Anak Tuhan, Berhala, dan Wali Songo
Editor: Redaksi
Minggu, 26 Mei 2019 13:06 WIB
Oleh: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag
42. qul law kaana ma’ahu aalihatun kamaa yaquuluuna idzan laibtaghaw ilaa dzii al’arsyi sabiilaan
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani
Katakanlah (Muhammad), “Jika ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagai-mana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ’Arsy.”
43. subhaanahu wata’aalaa ‘ammaa yaquuluuna ‘uluwwan kabiiraan
Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan, luhur dan agung (tidak ada bandingannya).
TAFSIR AKTUAL:
Ayat sebelumnya bertutur tentang Tuhan Allah SWT dan segala sesuatu yang dihubungkan dengan-Nya. Penjelasan diungkap dengan gaya jidal, gaya dialog, gaya debat versi al-Qur'an, yang oleh para ulama ulum al-qur'an tidak sama dengan model jidal yang dipakai oleh ilmuwan ilmu al-Mantiq atau logika sains. Mereka biasa menggunakan premis (qadiyah) dan konklusi (natijah), baik premis mayor (qadiyah kubra) maupun minor (qadiyah shugra). Juga tidak sama dengan gaya filsuf kuno yang hobi menggunakan femenologi.
Simak berita selengkapnya ...