Kapolrestabes Surabaya Ajak AMSI Jatim Berkolaborasi Jogo Suroboyo
Editor: Revol Afkar
Selasa, 09 Juli 2019 00:32 WIB
Dalam kesempatan itu, Sandi juga meminta masukan agar kinerja Polrestabes Surabaya semakin baik. Salah satu masukan disampaikan Imam Syafi'i, Ketua Bidang Advokasi dan Hukum AMSI Pusat. Ia meminta agar Polrestabes Surabaya lebih terbuka dalam memberikan informasi maupun saat dikonfirmasi.
Menurutnya, saat ini bukan lagi zamannya polisi menyimpan sebuah kasus agar tidak muncul di media massa. Sebab, saat ini sudah ada medsos yang memberikan banyak informasi. Selain itu, wartawan juga masih bisa mencari informasi dari sumber-sumber tak resmi, meski masih dari pihak kepolisian.
"Dulu tidak ada medsos berita bisa disimpan, wartawan tidak boleh nulis kasus yang pelakunya belum tertangkap. Tapi sekarang sudah ada medsos, sehingga lebih baik polisi memberikan penjelasan, daripada informasi terkait kasus tersebut berkembang tanpa konfirmasi di medsos," urainya.
"Nanti daripada kita searching di google terkait kasus tersebut hanya ada satu berita yang tidak ada sumbernya, lebih baik polisi memberikan penjelasan atau konfirmasi, sehingga bisa meluruskan atau mengimbangi berita tersebut," tambahnya.
Hal yang sama disampaikan Arief Rahman, Ketua AMSI Jatim. Ia menjelaskan perbedaan media sosial dan media online. "Saat ini media sosial dan online hampir tidak bisa dibedakan. Bedanya, informasi yang ada di media sosial belum bisa dipastikan kebenarannya, namun di media online masih ada verifikasi. Intinya, kita para pelaku media yang ada di AMSI tidak ingin menyebar hoax," tandasnya. (rev)