Petrokimia Gresik Dukung Pemerintah Wujudkan Indonesia Emas 2045
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: M Syuhud Almanfaluty
Rabu, 31 Juli 2019 02:18 WIB
GRESIK, BANGSAONLINE.com - PT Petrokimia Gresik (PG), anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero) berkomitmen mendukung pemerintah dalam mewujudkan "Indonesia Emas 2045".
Dukungan tersebut disampaikan Direktur Utama PG, Rahmad Pribadi, menanggapi pemaparan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro tentang Visi Indonesia Tahun 2045 di Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:
PPPI Gelar Deklarasi, Ini Pesan Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik
Petrokimia Gresik Dukung Kemajuan Pertanian di Timor Leste
Petrokimia Gresik Dukung Program Closed Loop Kemenko Perekonomian
Milenial Petrokimia Gresik Kampanyekan Pemupukan Berimbang di Sentra Tani Bawang Putih Tawangmangu
Melalui paparannya, Bambang menjelaskan pemerintah memproyeksikan ekonomi Indonesia akan menjadi yang terbesar kelima di dunia pada tahun 2045 mendatang, dengan salah satu syarat pertumbuhan industri manufaktur mencapai 6,3 persen, dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 26 persen.
Target tersebut bisa dicapai dengan modernisasi industri yang fokus pada industri pengolahan sumber daya alam berbasis kawasan, penerapan smart and sustainable manufacturing untuk meningkatkan efisiensi industri nasional, pemanfaatan Revolusi Industri 4.0 yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing industri, serta mendorong industrimenjadi bagian dari Global Value Chain (GVC).
"Tantangannya adalah kapasitas produksi terbatas termasuk bahan kimia dasar. Kita juga masih sangat tergantung dengan impor bahan baku, misalnya lebih dari 90 persen Naftha kita impor. Selain itu, zona industri pabrik kimia masih belum optimal. Terakhir, terbatasnya insinyur dan kemampuan penelitian dan pengembangan sehingga industri masih di tahap industri kimia dasar," jelas Bambang.
Ke depan, Bambang menyebutkan terdapat lima kebutuhan utama industri kimia di Indonesia. Pertama, meningkatkan kapasitas petrokimia domestik dan mengurangi ketergantungan impor. Kedua, mengoptimalkan zona industri untuk mengangkat sumber daya migas domestik.
Ketiga, perbaikan produktivitas dengan adopsi teknologi 4IR. Keempat, mempercepat aktivitas litbang untuk membangun biofuel dan bioplastik generasi baru. Dan kelima, ekspor untuk meningkatkan skala ekonomi.
Simak berita selengkapnya ...