Sekdaprov Jatim Minta Pemkab Pamekasan Siapkan Kesiapsiagaan Bencana
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: M Didi Rosadi
Minggu, 04 Agustus 2019 20:13 WIB
PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Sekertaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono meminta kepada Pemkab Pamekasan menyiapkan penanggulangan bencana khususnya dalam fase kesiapsiagaan bencana.
Hal ini penting dilakukan, karena Kab. Pamekasan merupkan urutan ke 12 sebagai kab/kota yang rawan bencana. Sedangkan, berdasarkan Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) Kab. Pamekasan urutan 115 dari 496 kab/kota yang berkategori resiko bencana tinggi.
BACA JUGA:
Dihadiri Bupati-Wabup Pamekasan, Bakar Ikan dan Pameran UMKM Meriahkan HUT Desa Branta Pesisir
Peringati HUT ke-78 RI, Pemkab Pamekasan Gelar Lomba Gerak Jalan dan Karnaval
Bupati Pamekasan Bagikan Ribuan Bendera Merah Putih untuk Masyarakat, ini Harapannya
Bupati Pamekasan Dinobatkan Jadi Tokoh Pembina Koperasi Terbaik
“Berdasarkan data tersebut maka pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) sangatlah penting, sehingga bisa meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana,” ungkap Heru sapaan lekat Sekdaprov Jatim saat menghadiri Simulasi dan Pengukuhan KSB Arek Lancor Pamekasan di lapangan Kelurahan Patemon, Kec. Pamekasan, Kab. Pamekasan, Sabtu (3/8).
Heru menjelaskan, esensi pembentukan KSB yaitu pelibatan masyarakat setempat dalam pelaksanaan penanggulangan bencana. Oleh sebab itu, lewat KSB, masyarakat dan Tagana akan saling bahu membahu untuk mengurangi resiko bencana. Disamping itu, nilai-nilai kearifan lokal yang selama ini tumbuh di masyarakat akan memperkokoh kegiatan penanggulangan bencana.
“Lewat KSB ini diharapkan akan tercipta hubungan yang baik antara pemerintah dan masyarakat sehingga penanggulangan bencana akan cepat dan mudah dilakukan,” urai Heru sembari menjelaskan bahwa KSB di Kab. Pamekasan merupakan KSB ke 35 yang dibentuk di Prov. Jatim.
Dalam penanggulangan bencana, lanjut Heru, terdapat tiga hal pokok yang perlu mendapat perhatian. Pertama, yaitu One Rule yang berarti satu aturan dalam penanggulangan bencana sehingga bisa menjadi acuan bersama. Kedua, yakni One Command yang diartikan satu perintah atau menggunakan manajemen dan pola kepemimpinan yang jelas.
“Yang ketiga yaitu One Corps yang lainnya walaupun yang terlibat dalam penanggulangan bencana berasal dari berbagai corps namun memilki jiwa korsa yang sama,” tutur Heru.