Krisis Air Bersih di Gresik Kian Meluas
Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: M. Syuhud Almanfaluty
Sabtu, 24 Agustus 2019 15:32 WIB
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Wilayah Kabupaten Gresik yang mengalami krisis air bersih dampak musim kemarau panjang semakin banyak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik pun kian intens melakukan dropping air. Bahkan BPBD melakukan dropping air bersih hingga malam hari.
Menurut Kepala BPBD Gresik Tarso Sagito, ada 59 desa mengalami kekeringan dampak musim kemarau kali ini. Bahkan di antaranya ditetapkan mengalami kekeringan kritis, karena sumber air sudah habis.
BACA JUGA:
Terdampak Kekeringan, Kades Ganggang dan Anggota DPRD Gresik Minta BPBD Droping Air Bersih
Destana BPBD Jatim Sasar Desa Terdampak Gempa di Pulau Bawean
Korban Gempa Bumi di Pulau Bawean Gresik Keluhkan Bantuan, Apa yang Terjadi?
5 Kecamatan di Gresik Terdampak Gempa, 5.333 Bangunan Rusak dan 7 Warga Terluka
"BPBD memberikan atensi khusus terhadap desa yang mengalami kekeringan kritis, agar jangan sampai warganya kesulitan air bersih. Sebab, kekeringan diperkirakan masih berjalan hingga bulan September bahkan Oktober. Untuk itu, BPBD harus terus melakukan antisipasi dampak dari kekeringan," ujarnya kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (24/8)
"Air sekarang menjadi kebutuhan yang sangat mendesak bagi masyarakat korban kekeringan. Untuk itu, harus ditangani ekstra cepat," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Tarso juga menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi BPBD dalam mendistribusikan air bersih ke desa yang mengalami kekeringan. Di antaranya, minimnya tenaga dan armada truk tangki air.
"Warga yang meminta pengiriman air bersamaan harus antre. Makanya, petugas melakukan dropping air hingga larut malam," pungkasnya.
Sekadar diketahui, ada 59 desa yang dilanda kekeringan, tersebar di Kecamatan Benjeng 14 desa, Cerme 3 desa, Duduksampeyan 16 desa, Kedamean 4 desa, Sidayu 8 desa, Bungah 3 desa, Menganti 5 desa, dan Balongpanggang 6 desa. (hud/ns)