​Rapat Perdana, PW Pencak Silat NU Pagar Nusa Jatim Bahas Pelantikan dan Kejurda | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Rapat Perdana, PW Pencak Silat NU Pagar Nusa Jatim Bahas Pelantikan dan Kejurda

Editor: Tim
Senin, 26 Agustus 2019 07:36 WIB

Rapat perdana PW Pencak Silat NU Pagar Nusa Jatim di kediaman H Abdul Muchid di Jalan Pendopo Agung nomor 9 Trowulan Mojokerto, Sabtu (24/8/2019). foto: istimewa/ bangsaonline.com

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW PSNU) Pagar Nusa Jawa Timur menggelar rapat perdana. Namun rapat ini tebatas pada pengurus harian karena masih menunggu Surat Keputusan (SK) kepengurusan PW yang baru. “Kita masih nunggu surat rekom dari PWNU. Karena Rais Syuriah PWNU Kiai Anwar Mansur masih ibadah haji,” kata H Abdul Muchid, Ketua PW Jawa Timur saat mimpin rapat di kediamannya Jalan Pendopo Agung nomor 9 Trowulan Mojokerto, Sabtu (24/8/2019).

Menurut dia, meski PW belum di-SK tapi para pengurus harus rapat agar roda organisasi tetap berjalan. “Kita bahas rencana pelantikan dan kejurda,” katanya.

Abah Muchid, panggilan Abdul Muchid, lalu minta Sholahuddin Fathurrohman, Wakil Ketua PW , mimpin rapat. Alasannya, ia cukup berpengalaman karena telah menjadi sekretaris Jatim dua periode.

Gus Sholah, panggilan Sholahuddin Fathurrohman, lalu membahas soal rencana pelantikan dan kejurda yang dibagi dalam zonasi. 

Dalam rapat terbatas itu disepakati bahwa pelantikan PW akan digelar pada minggu pertama bulan Oktober 2019. Namun Abah Muchid mengingatkan tentang rentang waktu yang cukup pendek. “Nanti kita lihat situasi,” kata Abdul Muchid.

Artinya jadwal pelantikan itu bisa saja bergeser. Sebab proses nunggu turunnya SK bisa cepat dan juga bisa lama. Selain itu juga menyangkut kesiapan pengurus dan panitia, termasuk konsolidasi peserta.

Menurut Gus Sholah, selama ini Jatim sangat mandiri. Tak pernah mengajukan proposal. “Kami sering urunan untuk menutup biaya,” katanya. 

Selain itu, tutur dia, Jatim selama ini lebih fokus pada kejuaraan. Akibatnya, administrasi dan organisasi kurang mendapat perhatian.

Abah Muchid tak mau kasus ini terulang. Karena itu ke depan Jatim perlu mengadakan pelatihan administrasi, organisasi, dan sebagainya. Ia lalu mengambil contoh surat Surabaya yang kebetulan baru ia terima. “Ini ada surat dari Surabaya, masak gak ada stempelnya,” katanya sembari menunjukkan tanda tangan panitia yang juga tak lasim.

Dr Husnul Huluq, salah satu pembina Jatim, minta agar ke depan diurus sesuai standard organisasi. Sebab, kata dia, badan otonom (Banom) lain ternyata bisa maju. “Selama ini sudah baik. Tapi ke depan harus lebih baik,” kata mantan ketua PCNU Gresik tiga periode yang juga mantan Sekda Pemkab Gresik itu.

Sementara Ghufron Marzuki, Bendara PW Jatim, mengusulkan agar tetap pakai istilah Kejurda. Menurut dia, istilah Kejurda selain secara psikologi membanggakan para atlet pencak silat kita, juga sudah populer. “Kalau pakai Kerjurwil nanti kita repot. Kalau untuk wilayah Kerjurwil, masak untuk pusat jadi Kejurpus,” kata Ghufron Marzuki disambut tawa perserta rapat.

Sedang Em Mas'ud Adnan mengaku optimis ke depan bisa maju asal dikelola secara profesional dengan dasar ikhlas berjuang untuk pengembangan Ahlussunnah Wal Jamaah. "Jadi selain berorientasi pada prestasi kejuaaraan juga perlu pengembangan wilayah sasaran anggota dan pengembangan ahlussunnah waljamaah sesuai misi NU yang didirikan Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari," katanya.

Rapat perdana Jatim ini tampak penuh semangat. Para pengurus yang sebagian terdiri dari para pendekar dan punya kemampuan supranatural itu sangat antusias untuk memajukan ke depan, meski rapat digelar agak molor karena peserta banyak yang datang terlambat. (tim)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video