Tafsir Al-Isra' 60: Dakwah Campur Ngumbar Nafsu
Editor: Redaksi
Sabtu, 07 September 2019 18:09 WIB
Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag
60. wa-idz qulnaa laka inna rabbaka ahatha bialnnaasi wamaa ja’alnaa alrru'yaa allatii araynaaka illaa fitnatan lilnnaasi waalsysyajarata almal’uunata fii alqur-aani wanukhawwifuhum famaa yaziiduhum illaa thughyaanan kabiiraan
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani
Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan kepadamu, “Sungguh, (ilmu) Tuhanmu meliputi seluruh manusia.” Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk (zaqqum) dalam Al-Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.
TAFSIR AKTUAL
Bisa dipetik pelajaran, dua ayat studi terakhir ini, dalam pesannya sama-sama menggunakan kata takhwif, nada warning, atau ancaman ditekankan, yakni: "wamaa nursilu bial-aayaati illaa takhwiifaan" (59) dan "wanukhawwifuhum famaa yaziiduhum illaa thughyaanan kabiiraan" (60).
Justru pada al-Taubah: 125 menunjuk, bahwa arah dakwah, materinya harusnya lebih menonjolkan sisi "indzar atau li yundziru qaumahum" (memberi peringatan serius) dan setelah didakwahi, obyek dakwah berubah menjadi merinding, ketakutan akan siksa Allah kelak (la'allahum yahdzarun).
Jadi, dakwah yang membuat orang lebih bisa menahan diri dari berbuat jahat, menahan nafsu, menghindari maksiat jauh lebih diutamakan. Di sini kekurangan kita. Jadinya, umat islam negeri ini mudah "munafik". Untuk amal baik dan ibadah ritual dan seremonial, sungguh luar biasa dan serba "kubro", raksasa.
Simak berita selengkapnya ...