TPA Benowo Manfaatkan Sampah Surabaya Jadi Sumber Energi Listrik
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Yudi Arianto
Selasa, 10 September 2019 16:24 WIB
Terus Berinovasi Menuju 11 Megawatt
Tumpukan sampah yang membukit di TPA Benowo tak sia-sia begitu saja. PT SO memanfaatkannya menjadi energi terbarukan yang siap digunakan, dengan mengubah sampah jadi sumber gas metana. Gas tersebut merupakan bahan baku utama listrik lewat sistem landfill gas collection. Koordinator Operasional TPA Benowo Muhammad Ali Asyhar menuturkan, mengubah sampah menjadi listrik memang bukan perkara mudah, namun PT SO mampu mengolahnya dengan baik.
Awalnya, sampah ditumpuk di satu lokasi, dipadatkan, lalu didiamkan. Gunungan sampah yang dipadatkan sebelumnya, dibentuk terasering agar pondasi tak longsor dan membahayakan pekerja. Tingginya juga tak boleh lebih dari 25 meter.
Sampah yang tertata rapi kemudian disemprot untuk meredam bau lalu ditutup menggunakan tiga jenis cover, yakni tanah, terpal, dan membran atau plastik hitam tebal. Perlahan, tumpukan sampah tersebut menghasilkan gas metan yang siap panen.
Kuantitas dan kualitas sampah tak stagnan, beberapa indikator menjadi faktor penentu. Di antaranya, kondisi musim dan jenis sampah. Beberapa jenis sampah juga butuh perlakuan khusus bergantung cuacanya. Hal itu untuk menjaga bakteri penghasil gas metan tetap terjaga dengan baik.
”Gas metan yang dipanen itu lalu dialirkan lewat pipa-pipa menuju mesin buatan produsen asal Austria. Dari situ, listrik dialirkan ke PLN lewat travo. Kami punya dua unit dan masing-masing mampu menghasilkan satu Megawatt,” imbuh Ali.
Keberhasilan PT SO tak membuat mereka stagnan. Kini, TPA Benowo bersiap menerapkan sistem gasifikasi demi menghasilkan pasokan listrik yang lebih banyak. Selain itu, menurut Ali, teknologi gasifikasi lebih ramah lingkungan dan memiliki proses produksi yang lebih efektif karena tak perlu menunggu waktu satu bulan untuk dapat memanen gas.
”Caranya, sampah dibakar hingga jadi arang. Lalu, arang dipanaskan sampai suhu 1.000 derajat Celsius untuk mendidihkan air yang uapnya untuk menggerakkan turbin penghasil listrik berkapasitas 9 Megawatt,” ungkapnya. Ali melanjutkan, sumber air akan diambil dari Sungai Romo. Sistem yang digunakan mirip Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memakai batu bara.
Inovasi tersebut diamini oleh Eri. Menurutnya, hal itu sejalan dengan program Pemkot Surabaya demi merealisasikan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang lebih maksimal. Saat ini, dengan Land Fill Gas Power Plant, TPA Benowo mampu menghasilkan listrik 2 megawatt per hari. Selanjutnya, pengembangan infrastruktur berupa Gasifikasi Power Plant terus dikebut penyelesaiannya. Listrik yang mampu dihasilkan dengan sistem gasifikasi ditaksir sekitar 9 megawatt per hari. Jadi ke depan TPA Benowo mampu menghasilkan listrik 11 megawatt per hari.
“Gasifikasi Power Plant ditarget selesai akhir tahun ini. Mohon doanya agar tidak ada kendala berarti sehingga proyek tersebut dapat selesai tepat waktu,” pungkas Eri. (ian/rev)