Empat Alasan Kader Golkar Menolak Ical Jadi Ketum Lagi
Editor: m mas'ud adnan
Kamis, 27 November 2014 18:38 WIB
Ia mengatakan, sosok itu yang tak dapat ditemukannya dalam diri Aburizal. "Saya tidak melihat ada masalah yang di-solve (diselesaikan) sama Aburizal. Konflik agama, politik, tidak ada pikiran mendasar Aburizal," ujar dia.
Aburizal pun dianggap otoriter dalam menjalankan roda organisasi selama memimpin Golkar. Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menilai, kultur organisasi yang dibangun oleh Aburizal menunjukkan kepentingan personal yang terlihat jelas.
"Kami juga bertanya-tanya apa alasan logis untuk terpilihnya kembali Aburizal, kecuali bicara soal oligarki politik dan kepentingan personal," ujar Ace.
Penentangan terhadap Aburizal memang memicu konflik di internal Partai Golkar. Beberapa hari lalu, sebagian anggota DPP Partai Golkar membentuk tim penyelamat Partai Golkar, yang bahkan menonaktifkan Aburizal dari jabatan ketua umum.
Meski begitu, politikus Partai Golkar Nurdin Halid menganggap Aburizal masih dikehendaki untuk memimpin partai berlambang beringin tersebut. Nurdin bahkan mengklaim, peluang Ical terpilih secara aklamasi sangat besar jika para calon ketua umum lainnya tidak hadir pada pemilihan yang digelar dalam munas di Bali. Hingga saat ini, kata Nurdin, hanya Ical yang dipastikan mendapat dukungan penuh dari para pemilik suara.
"Semua harus sesuai mekanisme aturan-aturan itu. Tatib disahkan oleh semua peserta yang punya hak suara. Tidak ada hak yang dipaksakan," ujarnya.
sumber : detik.com