Semen Dynamix Incar Pasar Ritel Jawa Timur | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Semen Dynamix Incar Pasar Ritel Jawa Timur

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Catur Andy
Jumat, 01 November 2019 18:37 WIB

Jajaran PT SBI foto bersama dengan para kontraktor dan developer di FaveHotel Sidoarjo, Kamis (31/10) malam.

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - PT Solusi Bangun Indonesia, produsen Semen Dynamix (sebelumnya Holcim) memilih lebih mengincar pasar ritel di Jawa Timur. Seolah mereka tak berani menyasar pasar yang sudah dikuasai induk perusahaannya .

Ya, market share Semen Indonesia di Jawa Timur sangat dominan, di angka 72 persen. Sedangkan PT SBI hanya berada di angka 13 persen.

"Target kami memang lebih banyak ke ritel. Kebanyakan semen serbaguna untuk perumahan dan sebagainya," ujar Lilik Unggul Raharjo, Direktur Manufacturing PT SBI di sela acara pertemuan dengan para kontraktor dan developer di FaveHotel Sidoarjo, Kamis (31/10) malam.

Diakui, memang pasar properti sedang kurang bergairah. Tapi di Jawa Timur, pertumbuhan diyakini tetap bagus. Dan merata di berbagai area.

"Infrastruktur yang terbangun, seperti tol dan sebagainya itu juga berdampak pada sektor properti. Madiun, Mojokerto, Jombang, Probolinggo, dan sebagainya, pasar properti cukup bagus," lanjutnya.

Dengan kondisi itu, pihaknya yakin bisa terus tumbuh. Kendati hanya bermain di ritel dan tidak menyasar proyek-proyek besar, karena sudah dikuasai induk perusahaannya.

Di Jawa Timur, PT SBI punya 21 ritel distributor aktif yang melayani hampir sekitar 4.000 toko bangunan. Pasarnya bukan hanya Surabaya dan Sidoarjo, tapi juga merata di semua area.

Bagaimana dengan pasar Holcim? Diyakinkan oleh Giri Prabowo, Sales Group Head PT SBI, secara otomatis berpindah ke Dynamix. Secara kualitas, komitmen, dan sebagainya, diyakinkan tetap sama.

"Ini hanya soal waktu saja, tentang pergantian nama. Karena itu, kita terus mensosialisasikannya ke berbagai kalangan," sebutnya.

Pada kesempatan ini, juga diungkap bahwa tren kinerja positif SBI terus berlanjut terdorong oleh program-program efisiensi dan sinergi yang terus dilakukan bersama Semen Indonesia. Sinergi dengan Semen Indonesia mendorong kenaikan pendapatan sebesar 2,23 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.

EBITDA meningkat 68,82 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, dan laba sebelum bunga dan pajak penghasilan tercatat positif, serta meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun 2018.

Sejak bergabung dengan Semen Indonesia pada bulan Februari 2019, meskipun pasar masih mengalami tekanan karena kelebihan pasokan, SBI terus memperbaiki kinerja keuangan perusahaan dengan memperkecil kerugian secara bertahap, hingga pada akhir September berhasil kembali mencatatkan laba.

Sesuai data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), konsumsi semen nasional hingga kuartal III/2019 mengalami perlambatan -2 persen menjadi 48,7 juta ton. Meskipun demikian, potensi peningkatan kebutuhan pasar terlihat pada segmen semen kantong, khususnya di Jawa Barat, Yogyakarta, Sulawesi, dan wilayah Timur Indonesia. Sedangkan ekspor mengalami kenaikan 15,38 persen menjadi 4,7 juta ton.

Sinergi dengan Semen Indonesia mendorong kenaikan volume penjualan SBI sebesar 2.27 persen dan berkontribusi pada peningkatan pendapatan perusahaan sebesar 2,23 persen menjadi Rp7,7 triliun, dari sebelumnya Rp7,6 triliun pada periode yang sama tahun 2018.

Laba bruto meningkat 37,71 persen dan EBITDA melonjak hingga 68,82 persen. Pencapaian ini tidak lepas dari program-program efisiensi dan sinergi yang terbukti berhasil menurunkan faktor-faktor biaya penjualan dan operasional. Biaya operasional turun 10,47 persen dikontribusikan oleh penurunan pada beban distribusi 3,08 persen dan penurunan beban penjualan 47,68 persen.

"Beragam upaya yang dilakukan oleh perusahaan seperti peningkatan utilisasi pabrik dan program transformasi biaya, mampu memberi kontribusi pada total penurunan beban pokok pendapatan sebesar 5,47 persen," urainya.

Laba Sebelum Bunga dan Pajak Penghasilan tercatat mencapai Rp 665 milyar, dibandingkan kerugian pada periode yang sama tahun 2018. SBI juga mampu bangkit dari keterpurukan sejak tahun 2015 dan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp134 milyar jika dibandingkan kerugian yang dialami pada tahun-tahun sebelumnya. (cat/rev)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video