Pemkab Blitar Lakukan Gerakan Makan Telur, Yakinkan Telur Blitar Bebas dari Kandungan Dioksin
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Akina Nur Alana
Jumat, 22 November 2019 16:09 WIB
BLITAR, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten Blitar memastikan, telur ayam yang diproduksi peternak Blitar aman dikonsumsi. Untuk mengampanyekan hal tersebut, Pemkab Blitar melalui Disnakkan menggelar gerakan makan telur bersama, Jumat (22/11/2019)
Sekretaris Disnakkan Pemkab Blitar, Yudha Satya Wardhana mengatakan, gerakan makan telur ini diikuti ASN dan pelajar. Mereka berkumpul di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Budidaya, Jalan Sudanco Supriyadi. Usai senam pagi, masing-masing mendapat satu butir telur rebus. Kemudian mereka bersama-sama menikmati telur rebus tersebut.
BACA JUGA:
Sekda Izul Marom Pimpin Apel Peringatan Bulan Bhakti Karang Taruna Kabupaten Blitar
Pjs Bupati Jumadi Hadiri Kalipang Festival, Ajang Gali Potensi Generasi Muda Blitar
Tingkatkan Keamanan Area Pesisir, Pemkab Blitar Dukung Pembentukan Satpolairud di Wilayahnya
Siapkan Anggaran Rp3 Miliar, Pemkab Blitar Hidupkan Kembali Pasar Tradisional Nglegok
"Kami sengaja membuat gerakan makan telur ini untuk meyakinkan masyarakat, jika telur produksi peternak Blitar tetap aman dikonsumsi dan sehat," ungkap Yudha.
Yudha menambahkan, pemahaman ini penting diberikan kepada masyarakat, setelah isu tentang beredarnya telur yang mengandung dioksin atau sampah plastik beredar di Sidoarjo.
Melalui gerakan ini, diharapkan masyarakat Kabupaten Blitar paham telur produksi peternak Blitar merupakan telur ayam layer. Ayam layer dipelihara di kandang dengan pemberian makanan yang terjaga kualitasnya.
"Ayam layer itu kan pemeliharaanya di kandang. Tidak dilepasliarkan. Pemberian makanannya juga sangat terjaga kualitasnya, tidak makanan sembarangan," tegasnya.
Terpisah Sukarman, Ketua Koperasi Putera Blitar mengatakan tak hanya membuat resah konsumen, isu telur mengandung dioksin ini sebelumnya juga membuat peternak telur di Blitar khawatir. Bahkan menurut Sukarman, harga telur sempat turun karena isu tersebut.
"Satu minggu yang lalu harga telur sempat turun Rp 17.500 akibat isu terkontaminasi dioksin itu. Tapi harga jatuh itu hanya dua sampai tiga hari saja. Setelah itu kembali normal diangka Rp 20.200 per kilogram. Mungkin masyarakat sudah tahu jika telur yang terkontaminasi itu ayam kampung yang hidup liar beda dengan ayam layer kita," kata Sukarman.
Sukarman berharap, pemerintah terus melakukan sosialisasi terkait isu telur terkontaminasi dioksin tersebut. Pasalnya, isu yang ditemukan di Sidoarjo tersebut adalah telur ayam kampung. Bukan ayam layer yang diternak oleh peternak Blitar.
"Ayam layer kita mendapatkan perawatan yang baik, tidak pernah keluar kandang. Makanan, vitamin, semuanya sesuai aturan. Kami berharap isu ini tidak mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap telur," ujarnya.
Untuk diketahui, Kabupaten Blitar merupakan salah satu pemasok utama kebutuhan telur di Indonesia. Kapasitas produksinya mencapai 450 ton per hari. (ina/rev)