Tak Perlu Lockdown, Risma Ajak Stakeholder Buat Protokol Pencegahan Covid-19
Editor: Abdurrahman Ubaidah
Wartawan: Yudi Arianto
Senin, 16 Maret 2020 18:28 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar rapat koordinasi dengan berbagai stakeholder untuk mencegah penularan virus Covid-19, di Graha Sawunggaling Pemkot Surabaya, Jl Jimerto, Senin (16/3).
Dalam sambutannya, Risma meminta kepada semua stakeholder itu untuk membuat protocol pencegahan Covid-19 di area mereka masing-masing. Menurutnya, ini sangat penting untuk menekan penularan virus tersebut.
BACA JUGA:
One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
“Sebenarnya memang disarankan untuk tidak mengadakan pertemuan, tapi saya harus lakukan ini supaya mereka membuat protokol di sekitar mereka masing-masing, sehingga diharapkan pencegahannya bisa lebih efektif,” ucapnya.
Presiden UCLG ASPAC ini juga menjelaskan, bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah membuat beberapa protokol untuk mencegah virus tersebut.
"Salah satunya membiasanya cuci tangan saat hendak masuk kantor, di tempat umum harus disediakan thermo scan, lalu di masjid atau musala karpetnya harus digulung. Jadi, mari kita buat protocol yang sesuai dengan kondisi dan keadaannya masing-masing, silahkan disesuaikan," jelasnya.
Risma berharap di hotel-hotel dan mal sudah menyediakan thermo scan dan hand sanitizer. Di samping itu, ia juga mencontohkan protokol yang bisa diberlakukan bagi karyawan yang kondisinya panas dan ada gejala Covid-19, diharapkan dengan kesadaran dirinya langsung istirahat di rumahnya supaya tidak menyebarkan virus.
"Saat ini, pemkot juga sudah memberikan hand sanitizer kepada beberapa instansi dan perkantoran. Kami juga akan terus melakukan disinfektan ke beberapa tempat. Ini sudah bergerak mulai dari Balai Kota," terangnya.
Risma menegaskan bahwa Kota Surabaya tidak akan lockdown. Sebab, dampak ekonominya akan sangat fatal. Makanya, Pemkot Surabaya terus menggalakkan pencegahan penularan virus ini.
“Saya selalu sampaikan bahwa Surabaya tidak akan lockdown, karena kalau lockdown, ekonominya bisa kolaps dan itu bisa lebih berat. Apalagi kan tidak semua orang pendapatannya dihitung perbulan, ada yang harian. Makanya saya sampai melakukan rapat koordinasi seperti sekarang ini,” tegasnya.
Simak berita selengkapnya ...