Sudah Seminggu, Beberapa Warga Kediri Tidur di Barak Pengungsian Akibat Tanah Retak
Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: Muji Harjita
Sabtu, 21 Maret 2020 12:34 WIB
Sementara itu, Sunaryo, 35, warga Badut, mengaku sudah semingguan ini dirinya terpaksa harus tidur di barak pengungsian. "Sudah seminggu ini saya terpaksa mengungsi di barak ini. Kalau tetap tinggal di rumah, selain takut longsor, juga akan kesulitan bila sewaktu-waktu istri saya melahirkan," kata Sunaryo.
Menurut Sunaryo, Pemerintah memang sudah membantu bak air toilet dan matras untuk tidur. "Bila ada, kami minta dibantu alat masak, dan makanan. Karena sudah seminggu ini kami tidak bisa bekerja," tambah Sunaryo yang sehari-harinya mengaku bekerja sebagai pencari rebung di hutan ini.
Sebelumnya, Komandan URC PB BPBD Kabupaten Kediri, Windoko S, menuturkan bahwa sejak tahun 2017 lalu pihaknya sudah memantau perkembangan area yang retak itu dari waktu ke waktu.
"Akibat keretakan tanah tersebut, 2 dari 6 rumah warga mengalami retak pada pondasi dan dinding rumahnya. Kami akan membantu membuatkan tempat untuk pengungsian sementara, serta mengirim bantuan berupa logistik dan kebutuhan lainnya," ujar Windoko. (uji/ns)