Kumpulkan Massa, Penyaluran Bantuan Sembako Pemkot Blitar Banjir Kritik Pedas
Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: Akina Nur Alana
Sabtu, 18 April 2020 11:33 WIB
BLITAR, BANGSAONLINE.com - Kritik pedas yang ditujukan kepada Pemkot Blitar datang dari sejumlah anggota DPRD Kota Blitar. Hal ini setelah Pemkot Blitar melakukan aksi bagi-bagi sembako gratis dengan mengumpulkan massa di tengah pandemi Corona.
"Di tengah mewabahnya virus Covid-19 yang makin meluas, penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Pemerintah Kota Blitar diwarnai dengan kerumunan massa. Ini sudah dilakukan beberapa kali. Terakhir di gedung kesenian," ungkap Anggota DPRD Kota Blitar dari Fraksi PDI-P, Galih Hendra Asmara, Sabtu (18/4/2020).
BACA JUGA:
Pesan Wali Kota Blitar Jelang Laga Perdana Arema FC di Stadion Soepriadi
Jadi Markas Arema FC, Stadion Soepriadi Dinyatakan Layak Gelar Pertandingan Liga 1
Diizinkan Bermarkas di Stadion Supriyadi, Tim Arema FC Boyongan ke Kota Blitar
Stadion Soepriadi Resmi Jadi Kandang Arema FC, PSSI: Apapun yang Terjadi Tanggung Jawab Panitia
Dikatakan Galih, dewan mendapat laporan dari masyarakat terkait pembagian sembako. Warga mengadu jika pembagian sembako dengan berkerumun dinilai berpotensi penularan Covid-19. Meskipun penyalurannya menerapkan protokol kesehatan yakni disediakan wastafel portabel, tempat duduk diatur jarak, penerimanya juga wajib pakai masker.
"Pembagian bantuan kan tidak mesti mengumpulkan massa. Saya sudah mendapat laporan dari masyarakat bahwa pembagian sembako di rumah warga di beberapa kelurahan dua hari terakhir ini ada banyak orang berkumpul. Saya bahkan dapat kiriman foto-foto saat penyaluran sembako tersebut. Mari kita sama-sama pahami dulu bahwa untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 ini butuh suatu tekad, disiplin, dan kepatuhan seluruh masyarakat Indonesia termasuk, pejabat pemerintahan, para penegak hukum dan semuanya. Artinya bahwa setiap warga negara harus patuh kepada himbauan pemerintah," tegasnya.
Galih menambahkan, hal yang dilakukan Pemkot Blitar ini berbanding terbalik dengan imbauan pemerintah kepada masyarakat. Pemerintah melarang warga masyarakat berkumpul dan melakukan Physical serta Social Distancing.
"Ini kan lucu, masyarakatnya diimbau untuk patuh, tapi pemimpinnya malah tidak patuh," ujar dia.
Simak berita selengkapnya ...