Kunjungi Sidoarjo, Khofifah Nostalgia di Pondok Pesantren
Editor: Revol
Wartawan: Nanang Ichwan
Selasa, 06 Januari 2015 20:37 WIB
“Yang menjadi kesulitan adalah masalah pembuatan akte kelahiran pada anak-anak yatim ini. Di sisi lain, ketika kita berpikir tentang pendidikan formal, secara umum mereka mempunyai kesempatan yang sama. Dan banyak pihak yang sanggup untuk memberi dukungan financial untuk memasuki jenjang SD sampai setaraf SMU. Tapi, kemana mereka paska sekolah,”tuturnya.
Diakuinya, sebagian ada dari anak yatim piatu yang sanggup melanjutkan ke perguruan tinggi, meskipun jumlahnya hanya sebagian kecil,
“Paling banyak adalah mereka harus mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia kerja agar mandiri karena mereka tidak bisa menggantungkannya kepada orang lain,"tandasnya.
Dalam Ponpes Milenium yang menarik yakni banyak nama-nama santri yang namanya sama dengan pejabat pemerintahan. Bahkan, sekitar 7 tahun lalu sebelum Mensos Khofifah Indar Parawansa diangkat menjadi menteri, sambung Gus Mad, pernah berkunjung ke Ponpes Millenium dengan menggendong bayi yang belum diberi nama.
Kemudian, Gus Mad menghubungi Khofifah Indar Parawansa via telpon untuk memohon ijin agar bayi yang digendongnya diberi nama Khofifah Indar Parawansa dengan harapan berkat nama tersebut, kelak anak itu menjadi orang yang berhasil seperti Khofifah Indar Parawansa.
“Bu Khofifah mengizinkan. Sehingga terjadi kedekatan hubungan emosional dengan keberadaan anak yatim di pesantren ini,” pungkasnya.