​Selamatkan Unhasy dari Defisit Jadi Surplus, Mengenang 100 Hari Wafat Gus Sholah (2) | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Selamatkan Unhasy dari Defisit Jadi Surplus, Mengenang 100 Hari Wafat Gus Sholah (2)

Editor: MMA
Rabu, 13 Mei 2020 12:48 WIB

Dr (HC) Ir KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah). foto: bangsaonline.com

Ini tentu luar biasa. Bayangkan, saat itu Gus Sholah baru satu tahun lebih beberapa bulan menjadi rektor Unhasy, tapi keuangan Unhasy sudah tak defisit lagi. Padahal berpuluh-puluh tahun sebelumnya keuangan Unhasy selalu defisit.

Memasuki tahun kedua menjadi rektor, Gus Sholah bercerita lagi. “Sekarang uang Unhasy sudah Rp 3 miliar,” katanya. Saat itu Gus Sholah juga bercerita bahwa beliau hanya akan jadi rektor Unhasy cukup tiga tahun saja. Beliau akan segera mengundurkan diri sebagai rektor, jika Unhasy telah berjalan lancar. Bahkan kepada saya, Gus Sholah sempat menyebut nama penggantinya. Menurut Gus Sholah, ada dua orang yang sudah dipersiapkan jadi rektor Unhasy. Secara bergantian. Yang senior dulu, baru setelah itu kader berikutnya.

Yang menarik, ternyata Unhasy tak hanya sukses mengatasi problem finansial tapi juga sukses dalam penerimaan mahasiswa baru. Menurut Gus Sholah, pada tahun kemarin Unhasy merupakan perguruan tinggi yang paling banyak mendapat mahasiswa baru di seluruh kabupaten .

Gus Sholah memang kiai bertangan dingin. Terutama dalam menangani pendidikan. Karena itu wajar jika mantan anggota Komnas HAM itu dijuluki kiai manager.

Atas dasar itu pula kemudian banyak kiai yang menginginkan Gus Sholah untuk membenahi NU. Bahasa mereka, “ingin Gus Sholah ndandani NU.” Karena itu pada Muktamar NU ke-32 di Makassar dan Muktamar NU ke-33 di , banyak kiai yang mendukung Gus Sholah jadi ketua umum PBNU. Apalagi Gus Sholah dikenal sebagai tokoh nasional yang bersih secara moral.

9. Menata dengan Feeling Arsitek

Memang, semula Gus Sholah sempat diragukan ketika awal menjadi pengasuh pesantren. Maklum, latar belakang pendidikan Gus Sholah eksakta. Beliau lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB). Gelarnya insinyur. Gus Sholah memang arsitek.

Namun ternyata latarbelakang arsitek itu justeru sangat membantu posisinya sebagai pengasuh . Faktanya, begitu mendapat amanah sebagai pengasuh pesantren, Gus Sholah langsung mengecek semua bangunan di .

Menurut Gus Sholah, banyak bangunan asrama santri yang sudah tak layak dipertahakan. Karena itu perlu direnovasi bahkan dibongkar dan dibangun kembali. Gus Sholah pun fokus pada pembangunan fisik atau sarana dan prasarana pesantren.

Banyak sekali Gus Sholah membangun asrama santri baru. Bahkan masjid peninggalan Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari juga direnovasi secara besar-besaran. Hanya saja bangunan asli masjid bersejarah itu tetap dipertahankan. Jadi masjid asli peninggalan Hadratussyaikh itu tetap utuh. Semua ornamen dan tembok masjid perjuangan itu tetap asli, tanpa perubahan sedikitpun.

Gus Sholah hanya memperluas masjid tersebut di bagian luar. Namun banyak asrama santri terpaksa dibongkar, termasuk kamar saya tempat mondok dulu. Kamar saya memang dekat masjid, tepatnya kamar I komplek Al-Azhar. Letaknya sebelah kanan masjid tapi agak di depan. Kamar saya sangat strategis karena bisa langsung melihat semua kegiatan di masjid. Termasuk salat jamaah.

Kini bangunan-bangunan di luar biasa banyak dan megah. Bahkan selain megah juga tertata lebih indah. Ini tentu berkat feeling Gus Sholah sebagai insinyur. Apalagi Gus Sholah banyak merancang sendiri bangunan-bangunan di . (m mas’ud adnan/bersambung)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video