Pedagang Ubi Jalar Keliling Meninggal Mendadak, Bikin Geger Warga Jombang
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Aan Amrulloh
Selasa, 02 Juni 2020 12:15 WIB
JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Seorang pedagang ubi jalar (ketela) keliling meninggal secara mendadak di depan rumah warga yang berada di Desa Kedawong, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Selasa (02/06/20).
Dari informasi yang dihimpun, diketahui korban bernama Slamet (58), warga asal Desa Keplaksari, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Pria paruh baya tersebut meninggal saat melakukan transaksi jual beli dagangannya.
BACA JUGA:
1.700 Butir Pil Dobel L Siap Edar Berhasil Diamankan dari Tangan Residivis di Jombang
Pengiriman Ratusan Botol Miras Digagalkan Polsek Kabuh Jombang
Jarang Ngantor, Kades Banjardowo Jombang Didemo Warga
4 Motor Pelajar dan Seorang Polisi Diseruduk Pikap di Jombang
Kematian pedagang ketela secara mendadak tersebut membuat heboh warga di sekitar lokasi kejadian, hingga tak ada yang berani mendekat lantaran khawatir korban terpapar Virus Corona (Covid-19). Peristiwa ini dilaporkan ke Polsek Diwek.
“Tadi sebelum meninggal sempat menawarkan dagangannya, bahkan sejumlah warga juga ada yang membeli. Setelah itu, sekitar pukul 09:00 WIB, korban terjatuh dan kejang-kejang dan akhirnya meninggal dunia,” ucap Andis, salah satu warga sekitar.
“Warga tidak ada yang berani mendekat, khawatirnya korban terpapar virus Corona. Akhirnya melaporkan kejadian ini ke polsek setempat,” imbuhnya.
Sejumlah petugas kepolisian dan petugas medis yang mendapatkan informasi langsung mendatangi lokasi kejadian dan melakukan pemeriksaan. Usia melakukan olah tempat kejadian perkara, korban langsung dievakuasi petugas dengan menggunakan protokol kesehatan.
Sementara, Kades Kedawong, Anton mengatakan belum mengetahui pasti penyebab kematian korban. Pasalnya, pihak keluarga korban tak mau melakukan visum dan menginginkan jenazah segera dimakamnkan.
“Karena keluarga korban ingin memakamkan langsung maka jenazah, kita antar ke rumah duka. Namun untuk penanganan awal tetap menggunakan protokol kesehatan. Ini untuk antisipasi saja,” pungkasnya. (aan/rev)