Sambut New Normal, Santri di Ponpes Bangkalan Harus Terapkan Pola Hidup Baru
Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: Ahmad Fauzi
Kamis, 04 Juni 2020 14:23 WIB
BANGKALAN, BANGSAONELINE.com - Menyambut kebijakan New Normal (Tatanan Normal Baru), Pemkab Bangkalan mulai mempersiapkan diri. Termasuk, mempersiapkan rencana kembalinya para santri ke pondok pesantren (ponpes). Mengingat, jumlah santri di Kabupaten Bangkalan cukup banyak.
Drs. Abdul Haris, M.Pd., Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bangkalan mengatakan, jumlah santri di Bangkalan mencapai 18.924, terdiri dari santri mukimin sebanyak 12.151 orang, dan santri nonmukimin sebanyak 6.772 orang. Sedangkan jumlah pondok pesantren se-Kabupaten Bangkalan ada 131.
BACA JUGA:
Disambut Doa, Khofifah Ajak Santri Ponpes Al Anwar Bangkalan untuk Tempuh Pendidikan yang Tinggi
Ratusan Warga Madura Ramaikan Pelantikan Syafiuddin Jadi DPR RI Kedua Kalinya di Senayan
Koridor V Trans Jatim Rute Surabaya-Bangkalan Resmi Beroperasi
Bawaslu Bangkalan Ajak Pemilih Pemula Awasi Pilkada, Foto dan Lapor Jika Temui Kecurangan
"Untuk rincian lebih jelasnya tentang New Normal, nanti setelah Kemenag mengikuti rapat koordinasi antara Tim Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan dengan para pengasuh pondok pesantren se-Bangkalan di Pendopo Agung," katanya kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (4/6/2020).
Ia menjelaskan, saat ini pihaknya memang sedang mempersiapkan pola new normal bagi para santri. "Santri dituntut melakukan perubahan kebiasaan masa lalu yang ada di pondok, seperti menggunakan handuk bersama, tempat makan berbarengan, juga soal sarana ibadah," katanya.
Ia meminta ponpes juga mempersiapkan diri untuk kebersihan lingkungannya. "Termasuk tempat tinggal santri, musala, tempat tidur santri, serta kamar mandi harus selalu diperhatikan kebersihannya secara berkala, termasuk fasilitas santri," jelasnya.
Protokol berikutnya, imbuhnya, tentang sosialisasi bagaimana kesehatan fisik santri yang akan kembali ke ponpes. Yakni, harus dipastikan sehat walafiat agar tidak ada penyebaran virus di pesantren. "Jadi budaya santri sebelumnya harus sudah berubah, pola hidup santri di pondok harus diubah, termasuk soal sosialisasi kepada pengasuh," pungkasnya. (uzi/rev/zar)