Teror Orang Salat, Gali Lubang untuk Ngubur Kiai, PKI Pintar Putarbalikkan Opini
Editor: MMA
Rabu, 17 Juni 2020 16:27 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - KH Ahmad Hasyim Muzadi menegaskan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) saat berjaya secara politik telah menguasai empat bidang strategis di Indonesia. Yaitu bidang militer, politik, eknomi, dan kebudayaan.
Menurut Kiai Hasyim Muzadi, pada 1964 PKI telah menyiapkan dewan revolusi dari pusat hingga daerah. “Buruh dan petani dipersenjatai. 100 ribu pucuk senjata disiapkan oleh Republik Tiongkok. Tinggal ngambil,” kata Ketua Umum PBNU dua periode itu dalam Acara Tabayun Kebangsaan Pemberontakan PKI 1948-1965 di Mata NU dan GP Ansor di Jakarta yang kini rekamanya di YouTube beredar luas.
BACA JUGA:
Kenapa Prabowo Tak Pernah Mau Gandeng Cawapres Kader NU
Situs Persada Sukarno Minta Pemerintah Bentuk Tim Kajian Hari Peristiwa G30S/PKI
Aksi Damai DPW FPI Tolak LGBT Direspons Positif DPRD Pamekasan
Banyak Politisi Minta Dipanggil Gus, Apa Arti Gus? Ini kata Gus Dur yang Bikin Ngakak
Kiai kaya humor itu juga mengungkapkan bahwa PKI selalu meneror umat Islam. “(Mereka) mengganggu orang salat,” kata anggota Wantimpres era Presiden Jokowi itu. “PKI merongrong Islam, kaum muslimin dan Pancasila untuk mengambil alih Indonesia,” tegasnya.
Saat peristiwa itu terjadi, Kiai Hasyim mengaku berusia 18 tahun. Ia baru saja keluar dari pondok pesantren dan mau masuk perguruan tinggi. Jadi Kiai Hasyim tahu betul tentang kekuatan dan kekejaman PKI. Saking kuatnya, bahkan saat itu Kiai Hasyim tak menyangka PKI akan kalah.
Tapi, kata Kiai Hasyim, sehebat-hebat mereka merekayasa, tetap Allah SWT yang lebih canggih. “Wamakaru makarallah. Wallahu khoirul makirin,” kata Kiai Hasyim mengutip Al-Quran Surat Ali ‘Imran ayat 154 yang artinya: Orang-orang kafir itu membuat rekayasa atau tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka. Dan Allah sebaik-baiknya pembalas tipu daya.
Kiai Hasyim juga menceritakan tentang PKI yang secara agresif menggunakan budaya atau kesenian sebagai media agitasi. Mereka mendirikan Lekra, lembaga kesenian yang menangani aktivitas budaya atau kesenian PKI. Menurut dia, ludruk (Jawa Timur) saat itu dikuasai oleh Lekra. Sehingga lakon-lakon yang dipentaskan selalu merendahkan agama Islam.
Simak berita selengkapnya ...