​KPM Evaluasi Kinerja BPWS, Ketua Koordinator: Dampaknya Kurang Signifikan Bagi Kawasan Madura | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​KPM Evaluasi Kinerja BPWS, Ketua Koordinator: Dampaknya Kurang Signifikan Bagi Kawasan Madura

Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: Ahmad Fauzi
Kamis, 16 Juli 2020 18:48 WIB

H. Musawwir (kanan), Ketua Koordinator Kaukus Parlemen Madura dan Agus Wahyudi (kiri), Plt. Deputi Bidan Perencanaan BPWS saat audiensi di Gedung BPWS Surabaya, Kamis (16/7/2020). (foto: ist).

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Kinerja (Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-) terhadap pengembangan infrastruktur dan SDM di Pulau , mendapat sorotan dari Kaukus Parlemen (KPM).

Ketua Koordinator KPM, H. Musawwir mengungkapkan hasil evaluasinya selama 11 tahun sejak dibentuknya pada tahun 2008 silam.

Menurutnya, tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pengembangan konektivitas infrastruktur pada kawasan serta peningkatan SDM , sesuai amanat dalam Perpres Nomor 27 Tahun 2008.

"Kedatangan KPM ke dalam rangka evaluasi agar dapat bekerja lebih maksimal, selama 11 tahun ini banyak persoalan yang menghambat kinerja , baik faktor eksternal ataupun internal sendiri," paparnya saat audiensi dengan Manajemen , Kamis (16/7/2020).

Dia menjelaskan, ada empat hal yang menjadi evaluasi KPM. Pertama, sebagai badan pelaksana belum mampu bergandengan mesra dengan empat pemimpin kepala daerah di . Lemahnya harmonisasi dengan eksekutif menjadi akar tidak maksimalnya rencana kerja prioritas Badan Pelaksana Badan Pengembangan Wilayah Surabaya- (BP-).

Kedua, transparansi yang setengah hati, kurangnya keterbukaan pelaksanaan program kegiatan, serta lemahnya sinergitas. "Seharusnya sejak awal kegiatan sudah dibangun duduk bareng sampai selesai, jangan sampai hanya disodorkan di akhirnya. Artinya, sejak perencanaan sampai eksekusi harus duduk satu meja," ujarnya.

"Sebut saja proyek Tanean Lanjang yang menghabiskan dana Rp800 miliar. Sampai saat ini belum memberikan sentuhan kesejahteraan bagi masyarakat Bangkalan khususnya. Sejak selesai akhir 2019, hanya kios-kios yang berdiri, tidak memberikan dampak apa-apa. Naifnya, anggaran perawatan yang keluar," ungkapnya.

Ketiga, di struktur organisasi seharusnya ada perwakilan dari empat kabupaten yang mewakili duduk di BP , di mana keterlibatan tokoh yang paham tentang wilayah . "Harusnya ada yang mewakili, bukan hanya duduk di dewan pengarah," jelasnya.

Keempat, Bangkalan sebagai etalase harus menjadi prioritas percepatan pengembangan sosial ekonomi terutama di Kaki , yakni dengan cara membantu mengundang investor agar dapat investasi di sisi Kaki .

"Mengingat sejak landas Jembatan sampai ujung (Tangkel) sepanjang 25 km lahan kanan-kiri masih tidur, hanya ilalang yang bergoyang sebagai destinasi," pungkasnya.

Sementara itu, Agus Wahyudi, Plt. Deputi Bidang Perencanaan merespons evaluasi yang disampaikan oleh KPM tersebut. Menurutnya, selama ini dengan empat kepala pemerintahan di tidak ada masalah, harmonis-harmonis saja, bahkan dengan Bupati sudah melakukan MoU, salah satunya dengan Bupati Bangkalan.

Selain itu, lanjutnya, terkait transparansi pekerjaan , bahwa pekerjaan itu desain usulannya dari pemerintah daerah setempat, hanya sebagai eksekutor atau simulator, tentu pekerjaan disesuaikan dengan kemampuan anggaran.

"Sementara terkait belum digunakannya Tanean Lanjang, karena jika ingin digunakan ada prosedurnya karena aset negara ada peraturannya, jika digunakan, berapa sewanya, dan selama ini belum ada BUMD yang niat mau sewa," jelasnya kepada Kaukus Parlemen .

"Oleh sebab itu, tidak benar kalau Kaukus Parlemen di program kegiatan tidak melibatkan empat pemerintahan terkait," pungkasnya. (uzi/zar)

 

 Tag:   Madura Suramadu BPWS

Berita Terkait

Bangsaonline Video