Terlanjur Bayar Biaya Reguler, Sertifikat Tanah Warga Sempu Banyuwangi Ternyata Diurus Lewat PTSL
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Ganda Siswanto
Selasa, 11 Agustus 2020 10:34 WIB
BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Beberapa warga Desa Sempu Kecamatan Sempu Banyuwangi menyesalkan sertifikat miliknya yang dimasukkan dalam daftar program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) pada tahun 2019.
Sumaji, adalah salah satu warga Desa Sempu yang sertifikat miliknya masuk dalam program PTSL. Ia menceritakan, awalnya mengajukan sertifikat secara reguler dengan menyerahkan biaya 8.400.000 kepada salah satu oknum perangkat Desa berinisial HMS, pada tahun 2015 silam.
BACA JUGA:
Bupati Kediri Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik PTSL Pertama Kali di Kecamatan Kepung
Berkat Program PTSL, Rumah Warga Malang Kini Bersertifikat Sejak 30 Tahun Didirikan
Capai 90 Persen, Bupati Kediri Targetkan PTSL Lengkap pada 2025
Wamen ATR BPN Serahkan 12 Sertifikat Hak Pakai ke Pemkot Malang
Namun, sertifikat yang sudah jadi bukan sertifikat dengan pengurusan secara reguler, melainkan sertifikat yang jadi adalah sertifikat yang masuk dalam program PTSL 2019. Ia pun mempertanyakan biaya yang sudah diserahkan. Pasalnya, apabila mengurus sertifikat tanah melalui PTSL Rp. 150.000. Sehingga ada selisih cukup banyak dari biaya yang disetorkan.
“Saya tahu kalau mengurus lewat PTSL biaya murah, hanya seratus lima puluh ribu rupiah. Maka dari itu, saya meminta untuk HMS untuk mengembalikan sisa biaya pengurusan sertifikatnya. Dikarenakan sertifikat yang sudah jadi bukan dari pengurusan reguler, melainkan PTSL yang biayanya hanya seratus lima puluh ribu rupiah. Seandainya dalam waktu dekat ini sisa uang pengurusan tidak dikembalikan, saya berencana untuk melaporkan permasalahan ini ke pihak yang berwajib,” terangnya saat diwawancarai di rumahnya, Senin (10/8/2020).
Saat dikonfirmasi di kantornya terkait problem sertifikat yang pengurusannya lewat reguler menjadi PTSL, Kepala Desa Sempu Nanang Santoso mengaku pengurusan sertifikat tersebut sebelum dirinya menjadi kades. "Makanya saya tidak tahu pasti problem yang sebenarnya," paparnya.
Simak berita selengkapnya ...