1.125 Mahasiswa Jadi Penggerak Perubahan Perilaku di 10 Provinsi Prioritas
Editor: Redaksi
Selasa, 13 Oktober 2020 22:10 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 1.125 mahasiswa dari 72 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta mengampanyekan gerakan perubahan perilaku menerapkan protokol kesehatan di 10 provinsi prioritas.
Kampanye yang dilakukan dalam “Program Duta Mahasiswa Edukasi Perubahan Perilaku” ini berlangsung hingga bulan Desember 2020 mendatang.
BACA JUGA:
Antisipasi Lonjakan Covid-19, Kepala Dinkes Jember Imbau Lansia Tidak Keluar Kota
Masa Transisi Menuju Endemi, Gubernur Khofifah: Masyarakat Boleh Tak Kenakan Masker Asal Sehat
Kemenkes Sebut Isu Hoaks Pengaruhi Capaian Imunisasi Nasional Masih Rendah
Kasus Covid-19 Meningkat, Gubernur Khofifah: Segera Vaksinasi Booster dan Tetap Prokes saat Berlibur
Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Budaya Prof. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D menjelaskan, Duta Mahasiswa Edukasi Perubahan Perilaku ini program baru yang melibatkan mahasiswa dalam mensosialisasikan 3M - yakni memakai masker, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir - kepada masyarakat secara masif.
Nantinya mahasiswa sebagai penggerak perubahan perilaku akan turun ke lapangan untuk mengampanyekan patuh protokol kesehatan ke lingkungan RT, RW, Kelurahan, sampai Kecamatan.
Selain mensosialisasikan ke masyarakat, mahasiswa juga melaporkan hasil kegiatan dengan mengisi aplikasi terkait apa saja yang sudah dilakukan setiap harinya.
Adapun bahan laporan yang dikirim ke aplikasi itu seputar materi edukasi yang telah disampaikan, bagaimana respons masyarakat setempat, serta seberapa besar pengaruhnya terhadap perubahan perilaku.
"Mereka nanti mengamati perubahan apa saja yang telah terjadi atau tidak dan berikut alasannya. Kalau memang tidak terjadi perubahan, apa faktor penyebabnya, itu dilaporkan ke aplikasi," ujar Prof. Nizam dalam talkshow "Duta Edukasi Perubahan Perilaku" di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Selasa (13/10) siang.
Prof. Nizam mengatakan sebagian mahasiswa yang terlibat diambil dari Program Relawan Covid-19 (Recon) yang dibentuk awal April 2020. Saat itu 15.000 mahasiswa berlatarbelakang kesehatan seperti kedokteran, farmasi, dan lainnya memberikan edukasi tentang testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (pengobatan).
Simak berita selengkapnya ...
sumber : covid.go.id