Dinyatakan Membaik, 16 Warga Tlekung Pilih Jalani Isolasi Mandiri | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Dinyatakan Membaik, 16 Warga Tlekung Pilih Jalani Isolasi Mandiri

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Agus Salimullah
Selasa, 24 November 2020 15:10 WIB

Prosesi pemakaman jenazah covid-19 yang dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Setelah menjalani masa isolasi selama 3 hari di Shelter Hotel Mutiara Baru dan perawatan di RS Baptis, sebanyak 16 warga Desa Tlekung, Junrejo, Kota Batu diperbolehkan menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Hal itu menyusul kondisi kesehatan mereka yang terus membaik.

“Kondisi mereka sudah sehat mas. Jadi kemarin sudah dipulangkan. Sebagian sisanya akan pulang hari ini,’’ ujar Kades Tlekung, Mardi, Selasa (24/11).

Mardi menceritakan, sedikitnya 16 warga Desa Tlekung dinyatakan positif Covid-19. Mereka positif setelah menghadiri prosesi pemakaman salah satu warga yang terindikasi terinfeksi Covid-19.

Ke-16 warga tersebut dinyatakan positif Covid-19 dari hasil tes swab yang digelar dua kali, 20 dan 21 November. Tes swab pertama pada 20 November diikuti 78 orang dan hasilnya 14 orang dinyatakan positif. Berlanjut tes swab kedua pada 21 November diikuti 16 orang dan 2 di antaranya dinyatakan positif Covid-19.

Mereka yang dinyatakan positif Covid-19 diisolasi di Shelter Hotel Mutiara Baru sebanyak 14 orang dan 2 orang menjalani perawatan di RS Baptis. Seluruhnya yang dinyatakan positif Covid-19 dibawa oleh tim nakes ke shelter isolasi dan RS Baptis pada Minggu (20/11) lalu.

Dijelaskan Mardi, semula target yang diwajibkan untuk mengikuti tes swab massal sebanyak 116 orang. Namun beberapa di antaranya menolak dilakukan tes swab.

“Mereka ada yang tidak mau karena merasa sehat. Ada yang menghindar sampai mengungsi ke rumah kerabatnya yang berada di luar wilayah Tlekung,” terangnya.

Tes swab massal itu dilakukan setelah pihak desa berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Kota Batu buntut dari kejadian seorang warga Dusun Gangsiran Ledhok yang meninggal pada Oktober lalu. Warga yang meninggal itu berusia hampir 70 tahun dan diindikasi terpapar Covid-19.

Namun prosesi pemakaman dilakukan secara normal dan dihadiri para kerabatnya. Karena warga masih belum menyangka jika yang bersangkutan diindikasi terpapar Covid-19. Diketahui, yang bersangkutan sempat mengalami sesak napas dan diperiksa kondisi kesehatan ke rumah sakit. Namun yang bersangkutan tidak mau dirawat inap dan memilih pulang.

“Setelah beberapa hari kemudian, orang berusia 70 tahun itu meninggal dan hasilnya baru keluar setelah pemakaman,” jelasnya.

Rantai kematian itu terus berlanjut menimpa satu per satu orang yang pernah berinteraksi dengan mendiang. Dan puncaknya terjadi pada Kamis (19/11) lalu, dalam sehari terdapat 3 warganya yang meninggal.

“Ada sekitar 13 orang yang meninggal dalam kurun waktu sekitar 40 hari, itu ya saudaranya, tetangganya,” tuturnya.

Hingga muncul dugaan dari warga setempat jika penyebab kematian diakibatkan Covid-19. Pada pemakaman 19 November lalu, akhirnya dilakukan pemakaman sesuai SOP pemulasaran jenazah penyakit menular.

“Sebab saat pemakaman (di TPU Tlekung) petugasnya sudah menggunakan APD dan sudah dilakukan pemulasaran. Tetapi kerabat dan tetangganya ada yang hadir dan keterangan dari petugas kesehatan seperti itu (positif Covid-19),” katanya.

Lantas untuk menetralisir kekhawatiran warga Tlekung, Mardi berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Junrejo. Dilanjutkan upaya tracing dari Dinas Kesehatan Kota Batu dan dilakukan tes swab dua kali pada 20 dan 21 November.

Mereka yang menjalani tes swab merupakan orang-orang yang memiliki interaksi tinggi dengan orang-orang yang diindikasi terjangkit Covid-19 semasa hidupnya. Mayoritas berasal dari Dusun Gangsiran Ledhok dan lainnya dari Dusun Krajan Lor dan Dusun Krajan Kidul. (asa)

 

 Tag:   covid batu

Berita Terkait

Bangsaonline Video