Dampak PPKM, Pengunjung Jatim Park Group Anjlok 70 Persen
Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: Agus Salimullah
Senin, 25 Januari 2021 17:19 WIB
KOTA BATU,BANGSAONLINE.com - Pemberlakuan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) benar-benar memukul bisnis pariwisata di Kota Batu. Salah satunya Jawa Timur Park (JTP) Group. Sejak diberlakukan PPKM, setidaknya tingkat kunjungan wisatawan anjlok hingga 70 persen.
"Pengunjung sangat berkurang, Mas. Bisa jadi akibat PPKM. Sejak diberlakukan PPKM jilid pertama, tingkat kunjungan anjlok hingga 70 persen," ujar Bambang Priana, Operasional Manager JTP 1 saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Senin (25/1/2021).
BACA JUGA:
Masuk Batas Waktu dari Satpol PP, Sejumlah PKL Sultan Agung Kota Batu Enggan Bongkar Kios
Potensi Wisata dan Ekonomi Lokal Meningkat, Kota Batu Jadi Sorotan ASEAN
Siap-siap! Dino Night Run Season 2 Segera Digelar JTP Group
Operasi Mantap Praja Semeru 2024, Polres Batu Antisipasi Potensi Kerawanan Pilkada 2024
Menurunnya jumlah wisatawan, kata Bambang, membuat perusahaan terpukul. Itu sebabnya, untuk bertahan pihaknya terpaksa tetap buka dengan jadwal Sabtu dan Minggu untuk memangkas cost.
"Sambil menunggu keadaan membaik, kami tetap buka Sabtu dan Minggu. Mudah-mudahan kondisi ini segera pulih," terangnya.
Terhitung 30 Januari 2021 mendatang, JTP 1 dan Museum Tubuh hanya buka Sabtu dan Minggu. Demikian juga dengan Predator Fun Park (PFP) per tanggal 25 Januari 2021 memutuskan hanya beroperasi Sabtu dan Minggu.
Hal senada diungkapkan Samuel, Operasional Manager Predator Fun Park. Dia mengatakan, dampak PPKM sangat terasa. Bahkan, tingkat kunjungan wisatawan ke PFP anjlok hingga 70 persen.
"Benar, Mas. Pengunjung ke Predator Fun Park turun 60 persen hingga 70 persen. Jelas ini merupakan dampak pemberlakuan PPKM," ungkapnya.
Sementara itu, Manager Marketing dan Public Relation JTP Grup Titik S. Aryanto membenarkan jika PPKM berdampak pada jam buka operasional sejumlah objek wisata.
"Saat ini sejumlah objek wisata yang sebelumnya buka tiap hari akhirnya hanya buka saat weekend saja. Hal itu dilakukan pengelola guna menekan biaya operasional yang cukup berat," ungkap Titik.
Pembatasan jam operasional itu membuat para karyawan hanya kerja 15 hari saja dalam sebulan, dan otomatis yang 15 hari berada di rumah. (asa/zar)