Elite Partai Oposisi Loloskan BG karena Dibarter Kebijakan Pemerintah?
Rabu, 18 Februari 2015 19:55 WIB
“Saya serahkan kepada fraksi,”
ujarnya menirukan ucapan Prabowo.
Pramono membenarkan kabar bahwa dia mengajak Budi Gunawan menemui bos partai
politik koalisi penentang pemerintah di DPR.
“Semua calon Kepala Polri melakukan itu,” katanya.
Namun, dia membantah anggapan bahwa gerilya politik tersebut dibarter dengan sejumlah kebijakan pemerintah, seperti dana talangan Lapindo itu atau pengakuan pengurusan Golkar.
"Saya jamin tidak ada.”
Lobi Budi Gunawan
Budi Gunawan juga bergerak sendiri. Sebelum uji kelayakan dan kepatutan dua
pekan lalu, secara terpisah anggota Komisi Hukum menemui Budi di Markas Besar
Polri. Desmond dan Bambang Soesatyo membantah kabar bahwa anggotanya di Komisi
Hukum secara resmi menemui Budi di luar forum resmi.
“Kalau kami hanya bertemu di uji kelayakan,” ujar Desmond.
Bambang Soesatyo mengenal Budi sejak 2005, ketika sama-sama mengambil pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional. Kawan satu angkatan mereka antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno. Ketika itu, Budi masih berpangkat brigadir jenderal. Bambang menilai Budi layak menjadi Kepala Polri karena berprestasi.
"Terbukti menjadi yang terbaik
saat pendidikan di Lemhannas,” katanya.
Budi sudah lama berjejaring dengan Komisi Hukum. Dia menjadi juru lobi Markas
Besar Polri ke parlemen saat pembahasan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan. Budi berhasil meyakinkan Dewan agar pengurusan surat tanda nomor
kendaraan tetap berada di Kepolisian--awalnya hendak dipindahkan ke Kementerian
Perhubungan.
Seorang pemimpin Komisi Hukum bercerita, Budi juga murah hati ketika ada yang
meminta bantuan. Misalnya yang berkaitan dengan mutasi jabatan di Kepolisian
yang melibatkan kolega anggota Komisi Hukum.
“Budi tak pernah tidak mengiyakan,” ujar politikus itu.
“Mungkin memang dia dikenal baik
sehingga mempengaruhi subyektivitas Komisi Hukum,” kata Razman Nasution,
pengacara Budi Gunawan.
Pendekatan ala PDIP dan Budi Gunawan terbukti moncer. Komisi Hukum, yang
mayoritas diisi politikus partai penentang Presiden Jokowi, secara aklamasi
menerima pencalonannya sebagai Kepala Polri.
Mereka mengabaikan keputusan KPK yang menetapkannya sebagai tersangka korupsi rekening gendut. Dalam rapat paripurna, hampir semua fraksi menyetujui keputusan itu.
Source : Tempo.co
Editor : Adi Ginanjar Maulana
sumber : majalah tempo/bisnis.com