Jaga Rasa Kekeluargaan, Pemuda Pancasila Dukuh Pakis Gelar Bukber Bersama Beralaskan Daun Pisang
Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: Nanang Fachrurozi
Senin, 10 Mei 2021 20:07 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ada yang tak biasa dalam buka puasa bersama (bukber) yang digelar PAC Pemuda Pancasila (PP) Dukuh Pakis, Senin (10/5). Kali ini, para kader dan mengurus PP Dukuh Pakis menikmati menu buka puasa beralaskan daun pisang di pinggir jalan beramai-ramai.
"Setelah menjalani beberapa kegiatan di akhir puasa Ramadan ini, kami ingin sesekali bersama-sama menikmati kebersamaan guyub bareng-bareng menikmati buka puasa dengan cara ya ini, makan ramai-ramai. Cara makan di atas daun pisang ini kok terasa nikmat jika bersama-sama meski dengan menu ala kadarnya," ucap Djoko Supriyono, Ketua PAC Pemuda Pancasila Dukuh Pakis, Senin (10/5/2021).
BACA JUGA:
Ketahuan Curi Kabel, Anggota Pemuda Pancasila Dihajar Massa
Ngabuburit di Masjid Al-Akbar Berhadiah Motor
Sapma PP Kota Madiun Temui Ketua DPRD, Ada Apa?
Siap Bersinergi dengan Bawaslu, Sapma PP Kota Madiun Gelar Audiensi
Sementara Beni, Anggota Pemuda Pancasila Ranting Kelurahan Karangpoh, mengapresiasi ide PP PAC Dukuh Pakis dengan buka bersama beralaskan daun pisang. Menurutnya, makan di atas daun pisang adalah tradisi masyarakat zaman dahulu. Tradisi seperti ini juga masih sering dilaksanakan di pesantren.
"Bancakan atau makan bareng di atas daun pisang menghadirkan lagi memori kita sebenarnya, kalau dahulu sering di pesantren-pesantren Islam Jawa makan liwetan bareng-bareng. Tradisi ini harus kita jaga dan kita lestarikan. Lha kalau bukan kita, siapa yang menjaga tradisi dan budaya kita ini," ujar pria kekar berkacamata tersebut.
Lain lagi menurut Martha Lely, Srikandi PP--sebutan untuk anggota wanita Pemuda Pancasila-- ini mengatakan jika makan di atas daun pisang adalah sebuah tradisi untuk memperkuat tali kekeluargaan dan persaudaraan.
"Ya senang dan terasa nyaman bisa makan bareng-bareng di atas daun pisang ini kalau ramai-ramai begini. Seolah kita ini bagian dari saudara dan keluarga. Pokoknya ada yang beda," pungkasnya. (nf/zar)