Pasca Perusakan Posko, Tokoh Pemuda Madura Minta Penyekatan di Jembatan Suramadu Dievaluasi
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: M Didi Rosadi
Jumat, 18 Juni 2021 18:40 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sejak melonjaknya kasus Covid-19 di Madura, Pemkot Surabaya menerapkan penyekatan dan wajib swab bagi warga yang hendak melintas Jembatan Suramadu.
Namun, Jumat (18/6/2021) pagi, terjadi amuk massa yang mengakibatkan rusaknya fasilitas posko penyekatan. Massa yang tak sabar ingin melanjutkan perjalanan, berebut mengambil KTP mereka yang ditahan di posko.
BACA JUGA:
Minimnya Pengamanan Jadikan Jembatan Suramadu Jalur Maut
Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat
Mulyadi, tokoh pemuda Madura angkat bicara tentang peristiwa tersebut. Mulyadi meminta pemkot mengevaluasi pola penyekatan di Jembatan Suramadu yang terjadi secara rutin dalam jangka waktu panjang. Menurutnya, Pemkot Surabaya harus lebih humanis dan meninjau ulang pola penyekatan yang dilaksanakan selama ini.
"Amuk massa itu memang tak bisa dibenarkan. Namun hal itu sebuah cerminan akumulasi kekesalan masyarakat Madura yang setiap hari melintas di Jembatan Suramadu harus menghadapi penyekatan dan tes PCR/antigen dari petugas," tutur Mulyadi, Jumat (18/6/2021).
Ia menyarankan pemerintah mengubah pola penyekatan jangka panjang seperti saat ini. "Sebab, bila pola seperti saat ini terus dilakukan, maka cepat atau lambat psikologis massa akan tertekan," katanya.
Mulyadi menilai masyarakat banyak dirugikan dengan pola penyekatan yang dilaksanakan saat ini. Baik itu dari segi waktu maupun psikis, karena antre menjalani swab saat akan melintas Jembatan Suramadu.
Simak berita selengkapnya ...