Sukses Produksi Alat Pengolahan Pupuk, Gubernur Khofifah Apresiasi Inovasi SMKN 1 Jenangan Ponorogo
Editor: Tim
Senin, 08 November 2021 15:29 WIB
“Inovasi ini menjadi bukti nyata peran SMK BLUD Jawa Timur dalam mewujudkan pembelajaran berbasis Teaching Factory (TEFA) dan Project Based Learning,” kata Khofifah.
Terobosan ini, lanjut Khofifah, merupakan salah satu karya dari 20 SMK BLUD di Jatim. Tercatat, jumlah SMK BLUD di wilayahnya ialah yang terbanyak di antara provinsi se-Indonesia, bahkan saat ini sedang dilakukan proses evaluasi kelayakan tambahan 62 SMK yang mengajukan untuk menjadi SMK BLUD.
"Ditargetkan akhir tahun 2021 akan meningkat menjadi 77 SMK BLUD. Ini membuktikkan bahwa SMK-SMK di Jawa Timur terus meningkatkan kualitasnya dengan terobosan inovasi dan kreasi yang terus dicetuskan," paparnya.
Jumlah terbanyak SMK berstatus BLUD ini juga menarik perhatian Dirjen Pendidikan Vokasi Kemdikbud, Wikan Sakarinto. Pada acara Webinar Perempuan Hebat Untuk Vokasi Kuat tanggal 21 Desember 2020 lalu, Wikan bahkan mengapresiasi pengembangan pendidikan vokasi Jatim di era kepemimpinan Gubernur Khofifah. Wikan bahkan menyebut Provinsi Jawa Timur adalah “Provinsi Vokasi” lantaran Gubernur Jawa Timur sangat fokus dalam pembinaan dan penguatan 20 lembaga SMK BLUD di Jawa Timur.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Wahid Wahyudi, mengatakan bahwa dalam pengurusan status SMK BLUD persyaratan yang dilampirkan cukup ketat. Hal ini meliputi persyaratan substantif, teknis, dan persyaratan administratif.
"Substantif artinya bahwa SMK tersebut mempunyai kompetensi keahlian yang berkaitan dengan pelayanan umum. Jadi, sekolah harus punya keunggulan tertentu sesuai dengan potensi lokal daerah tersebut," kata Wahid.
Ia berujar, secara teknis hal itu merupakan persyaratan kelayakan kinerja pelayanan dan keuangan. Sedangkan, administratif adalah menilai kelayakan rencana strategis bisnis, pola tata kelola, dan persyaratan legalitas lain yang dipersyaratkan.
Inovasi G-ESEMKA telah dibeli Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, selain itu juga digunakan oleh kelompok Tani “MAKMUR” Desa Sumoroto dengan produk Pupuk Organik cap “MERAK” yang sudah dapat menembus pasar luar Kabupaten Ponorogo. Di samping itu, petani tembakau di Kabupaten Ponorogo juga memanfaatkan mesin G-ESEMKA untuk produksi pribadi. (tim)