MUI Pusat Kebobolan Terduga Teroris, Kiai Miftahul Akhyar Disarankan Tak Nyalon Rais Am PBNU
Editor: tim
Senin, 22 November 2021 13:04 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Penangkapan anggota Majelis Ulama Inodnesia (MUI), terduga teroris Ahmad Zain An-Najah, oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, harus menjadi evaluasi kritis bagi kepemimpin MUI Pusat. Peristiwa ini selain menunjukkan lemahnya kepemimpinan MUI Pusat juga tidak peka terhadap latar belakang anggota dan pengurus MUI sendiri.
“Ini berarti kepemimpinan MUI Pusat sangat lemah. Tidak peka dan ini sangat bahaya. Ironisnya, peristiwa penangkapan itu terjadi saat MUI Pusat dipimpin kiai NU. Ini ada apa. Padahal selama ini NU paling depan membela Pancasila dan NKRI. Ingat, NU ormas keagamaan pertama dan menjadi pelopor penerimaan asas Pancasila dalam Muktamar NU ke-27 di Situbondo tahun 1984,” kata KH Muchlis Muhsin, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Modung, Bangkalan, Madura, kepada BANGSAONLINE.com, Senin (22/11/2021).
BACA JUGA:
Selain Tinjau Gedung UPT RPH, Pj Wali Kota Kediri Serahkan Sertifikat Halal dan NKV RPH-R
Gus Nasrul: Banyak Sarjana Muslim yang Belum Paham Salat
Sinergitas Pendidikan Non-Formal, MUI Kabupaten Pasuruan Gelar Lokakarya
Judi Online Jadi Bahasan Ormas Islam di Kabupaten Pasuruan
Apalagi, kata Kiai Muchlis, sempat muncul manuver agar MUI dibubarkan. “Ini kan sudah terlalu jauh,” kata kiai kandidat doktor di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu.
Kiai Muchlis Muhsin juga mengajak para kiai NU untuk mengingat kembali peristiwa tarik-menarik penerimaan asas Pancasila di Muktamar NU ke-27 di Situbondo. “Saat itu kan banyak kecaman pada NU. Terutama dari tokoh-tokoh Islam atau ulama luar NU. Bahkan ada juga segelintir kiai NU yang sampai mufaroqoh. Siapa kiai itu kan saya yakin masih ada dokumentasinya. Kan koran-koran sempat muat,” kata Kiai Muchlis Muhsin.
(KH Muchlis Muhsin. Foto: bangsaonline.com)
Untungnya, kata Kiai Muchlis Muhsin, Kiai As’ad Syamsul Arifin, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan KH Ahmad Shidiq serta kiai-kiai NU lain bisa menjelaskan dengan baik kepada rakyat Indonesia, terutama umat Islam dan khususnya warga NU. Sehingga proses penerimaan Pancasila berjalan lancar dan tak lagi jadi polemik berkepanjangan.
“Meski NU pelopor penerima asas Pancasila, tapi dalam sejarah Indonesia, NU tetap obyektif dan kritis untuk melindungi rakyat, termasuk civil society. Bahkan Gus Dur kemudian menjadi pengontrol terdepan bagi pemerintahan Orde Baru, terutama Pak Harto,” kata Kiai Muchlis Muhsin.
Simak berita selengkapnya ...