Tutup Muswil ke-10 DPW PPNI Jatim, Gubernur Khofifah Sampaikan Terima Kasih untuk Perawat
Editor: Tim
Minggu, 28 November 2021 16:45 WIB
MALANG, BANGSAONLINE.com - Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-10 DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur (Jatim), resmi ditutup oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (27/11) malam. Agenda bertajuk 'Kondusif, Efektif, Ramah, Efisien, dan Netral' itu tersebut berlangsung secara hybrid (langsung dan virtual) selama dua hari, 27-28 November 2021.
Gubernur Khofifah mengapresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh perawat yang ada di Jatim. Ia menuturkan, para perawat bersama tenaga kesehatan lainnya telah mendedikasikan diri luar biasa untuk merawat pasien Covid-19.
BACA JUGA:
Di Peringatan Hari Perhubungan Nasional ke-53, Pj Adhy Ajak Tingkatkan Kualitas Transportasi Jatim
Kepala BHP Surabaya Tekankan Pentingnya Upaya Recovery dalam Kepailitan oleh Kurator Negara
Pj Adhy Karyono Luncurkan Aplikasi DigiPay, Transaksi Layanan RSUD Dr Soetomo Beralih ke Cashless
Khofifah Ajak Nahdliyin Implementasikan Qanun Asasi NU saat Harlah Muslimat ke-78 di Kota Batu
“Saya melihat dedikasi dan keikhlasan yang luar biasa dilakukan para perawat. Para perawat banyak yang jam 12 malam, jam 01.00 WIB datang menyapa pasien Covid-19 yang ada di IGD maupun ICU atau ruang emergency. Mudah-mudahan menjadi ladang amal kebaikan para perawat,” ujarnya.
Terkait potensi perawat, Khofifah memaparkan bahwa sesuai data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan dan Susenas per tahun 2019 di Pulau Jawa, rasio perawat dengan jumlah penduduk adalah 1:815, artinya 1 perawat melayani 815 orang. Namun di luar pulau Jawa, rasio penduduk per 1 perawat masih rendah.
Lanjut Khofifah, Jawa Timur memiliki potensi yang besar karena memiliki jumlah perawat tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data dari laman bppsdmk.kemkes.go.id, jumlah perawat di Jatim mencapai 51.709 orang.
Melihat kondisi tersebut, kata Khofifah, provinsi paling timur di Pulau Jawa ini sangat berpeluang untuk memberi dukungan terhadap kebutuhan perawat di luar Pulau Jawa.
“WHO menyampaikan bahwa terdapat kebutuhan 6 juta perawat yang bisa menjadi peluang perawat Indonesia. Nah Provinsi Jatim ini sangat berpotensi menghasilkan perawat yang bisa mengisi kebutuhan di luar Jawa bahkan di luar negeri,” urai Khofifah.
Di hadapan pengurus dan anggota DPW PPNI Jatim, ia mengingatkan transformasi digital merupakan sebuah keniscayaan dan kebutuhan bagi berbagai sektor, termasuk para perawat di dalamnya. Menurut dia, layanan kesehatan akan banyak menggunakan alat kesehatan berbasis hi-tech, sehingga penting bagi para perawat untuk selalu update teknologi dalam memberikan layanannya.