Kiai Malik Madani: Dulu Saya Usulkan AHWA untuk Hadang Politisi Busuk, Tapi...
Editor: MMA
Senin, 20 Desember 2021 15:57 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Dr KH Malik Madani, Katib Aam Syuriah PBNU periode 2010 – 2015, mengungkapkan bahwa konsep Ahlul Halli Wal-Aqdi (AHWA) semula diusulkan untuk membendung riswah (uang sogok) dalam pemilihan Rais Aam Syuriah dan Ketua Umum Tanfidziah PBNU. Karena, kata Kiai Malik Madani, berdasarkan pengalaman dirinya dalam menangani Konferwil PWNU dan Konfercab PCNU banyak sekali kasus riswah terjadi.
“Saya lah yang mengusulkan agar Rais Aam dan Ketua Umum PBNU tidak dipilih secara one man one vote. Saya takut rais aam dan ketua umum jatuh pada orang kaya dan politisi busuk karena ada intervensi partai,” kata Kiai Malik Madani kepada BANGSAONLINE.com, Senin (20/12).
BACA JUGA:
Khofifah-Emil Disambut Ulama PWNU Jatim, Bahas Keumatan hingga Peningkatan Kualitas SDM
Khofifah Resmikan Griya Khitan NUBAT Kota Batu
BMT NU Kota Batu Gelar Gathering dan Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama Banom
Ketua DPC PKB Bangkalan Laporkan Eks Sekjen Lukman Edy ke Polres
Tapi saat ia mengusulkan konsep AHWA itu ternyata ditentang oleh para pengurus PBNU yang lain. “Termasuk oleh Said Aqil dan kroninya,” kata Kiai Malik Madani.
Menurut dia, ketika dirinya melontarkan konsep AHWA, Said Aqil dan kroninya bahkan menertawakan. “Saya dianggap arruju’ ilal wara’, set back. Mereka bilang, kita sudah dipuja oleh para pengamat, dalam pemilihan kita sangat maju dan demokratis, kok mau kembali ke AHWA,” tegas Kiai Malik Madani mengutip pernyataan mereka.
Meski demikian, kata Kiai Malik Madani, Slamet Effendy Yusuf mendukung gagasannya. “Senior saya di PMII, Mas Slamet Effendy, mengajak saya studi banding,” tutur Kiai Malik Madani.
Hanya saja, kata Kiai Malik Madani, menjelang Muktamar ke-33 NU di Alun-Alun Jombang, Slamet Effendy Yusuf, berubah. “Karena dijanjikan menjadi wakil ketua umum,” kata Kiai Malik Madani. Akhirnya Slamet Effendy yang mantan Ketua Umum GP Ansor itu tak mendukung AHWA.
Jadi, menurut Kiai Malik Madani, saat itu banyak sekali pengurus PBNU yang menentang AHWA. “Tapi entah dapat wangsit, karena AHWA itu bisa menghadang orang yang dianggap menjadi sandungan, yaitu Kiai Hasyim Muzadi, tiba-tiba mereka ngotot AHWA itu diterapkan di Muktamar Alun-Alun Jombang,” katanya.
Kiai Malik Madani mengaku sudah mengingatkan mereka agar AHWA itu tidak diterapkan pada Muktamar NU di Alun-Alun Jombang. Alasannya, selain menyalahi keputusan Konbes dan Munas Alim Ulama, yang memutuskan agar AHWA dilaksanakan pada Muktamar berikutnya, juga konsep AHWA belum matang.
Lebih fatal lagi, AHWA yang sebenarnya merupakan khazanah Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam sistem pemilihan ketua umum justru dimanipulasi oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab PBNU semata untuk menghadang Kiai Hasyim Muzadi.
Simak berita selengkapnya ...