Disperindag Jember Cetak Ribuan Wirausahawan Baru

Disperindag Jember Cetak Ribuan Wirausahawan Baru Kadisperindag dan ESDM Jember Achmad Sudiyono saat memberikan motivasi kepada 100 peserta Pelatihan Training of Trainers (TOT) Bimbingan Tekhnis Peningkatan Keterampilan di Kabupaten Jember. Foto: yudi indrawan/BANGSAONLINE

JEMBER (BangsaOnline) - Jawa Timur merupakan provinsi yang memiliki potensi sangat besar dalam menghasilkan prodak industri makanan dan minuman. Baik dalam skala besar, menengah, maupun kecil. Saat ini pertumbuhan industri makanan dan minuman mengalami peningkatan sekitar 3.6 persen setiap tahun.

Industri kecil dan menengah (IKM) makanan dan minuman, memiliki jumlah pelaku yang sangat besar, namun hanya dapat memberikan kontribusi produksi nasional sekitar 15 persen, jika dibandingkan dengan industri besar dengan pelaku sebesar 5 persen saja. Mereka mampu memenuhi 85 persen produksi mamin. Ini artinya, kapasitas produksi IKM mamin adalah sangat kecil.

Baca Juga: Gelar Patroli, Satpol PP Jember Pastikan Tempat Hiburan Malam Tak Beroperasi saat Ramadan

Timpangnya perbandingan produksi antara IKM dan industri besar disinyalir akibat rendahnya kualitas pemasaran pelaku IKM. Selain volume produksi yang sangat rendah, IKM tidak memiliki strategi penafsiran pasar yang jitu.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing dengan industri besar. Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) dan ESDM Kabupaten Jember akan mencetak ribuan wirausahawan baru.

"Dan kami telah bekerja sama dengan Politeknik Negeri Jember, dengan tujuan para wirausaha baru ini, akan dibekali ilmu ketarampilan dan skill sesuai dengan keinginan mereka. Ini bertujuan, bagaimana masyarakat itu bisa mandiri dengan dibekali skill dan ketrampilan, dengan tidak dipaksakan. Ada sekitar 25 item jenis makanan dan minuman yang kami sediakan. Mereka tinggal memilih sesuai dengan hati nurani dan kemampuan mereka masing-masing,” ujar Kepala Disperindag dan ESDM Kabupaten Jember Achmad Sudiyono, usai menutup kegiatan Training of Trainers (TOT), yang diikuti 100 orang calon pelaku usaha, di Jember, Selasa (31/3).

Lebih lanjut , Achmad Sudiyono menjelaskan, kegiatan yang dilakukan ini adalah angkatan kedua, atau sudah dua tahun berjalan. Tahun pertama (2014), sasarannya 1.000 peserta ekskaryawan PT Sampoerna yang jadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Baca Juga: Sambut Ramadan, Pj Gubernur Jatim Gelar Pasar Murah di Jember

“Untuk tahun kedua ini, sasarannya masyarakat umum. Hari ini kita melatih 100 orang calon trainer, yang menjadi trainer di masing-masing kelompoknya. Masing–masing kelompok nantinya berjumlah 10 orang. Mereka akan dibekali keterampilan dan skill 25 item produk makanan dan minuman. Tahun ini sengaja kami kembangkan item produknya, kalau tahun kemarin 15 item, sekarang 25 item dengan berbagai produk makanan dan minuman yang bahan bakunya banyak dijumpai di Kabupaten Jember. Seperti buah jeruk, kita bisa membuat minuman kemasan tanpa bahan pengawet, salah satunya kita bisa buat minuman atau dibuat kripik, banyak contoh-contoh lainnya yang akan kita kembangkan,“ jelasnya.

Selain itu, kata Achmad, nantinya dari 100 orang peserta ini akan dibekali kertampilan dan skill yang dididik oleh para trainer handal dari Polteknik Negeri Jember. Para peserta memilih item produk yang disukai dan diminati tidak dipaksakan.

”Kalau tidak dipaksakan, mereka bisa mengembangkan kesenangan itu, tapi kalau dipaksakan mereka akan kesulitan. Misalnya, mereka tidak bisa bengkel, tapi kita paksakan diberi peralatan perbengkelan, maka ini akan menjadi mubadzir, peralatannya bisa-bisa dijual dan mereka akan menjadi pengangguran lagi,” ujar mantan Kepala Dinas Pendidikan ini.

Baca Juga: Menteri PPPA Bahas Stunting di Jember

Usai pelatihan, peserta tetap dikawal selama lima bulan, agar betul-betul menjadi wirausahawan andal. ”Mereka bukan hanya dibekali ilmu, tapi mereka akan dibantu peralatan dan bahan bakunya. Tidak sedikit biaya yang kami keluarkan, sekitar Rp 5 miliar lebih anggaran APBD yang kita persiapkan untuk membangkitkan para pelaku ekonomi baru di Jember. Sekarang bukan lagi musimnya hanya diberi pelatihan tanpa dibantu perlatan dan bahan yang memadai. Nanti pulangnya jadi pengangguran lagi, kalau tidak didukung dengan dengan peralatan yang memadai,” tandasnya pula.

Terkait pemasaran hasil produk yang dihasilkan, Achmad Sudiyono pemerintah dalam hal ini Disperindag akan membantu pemasarannya. Menurut Achmad, produk apapun yang dihasilkan asalkan enak, higenis cara pengepakannya, bias dijual ke toko-toko yang ada di Jember. 

“Kita perhatikan kehigeinisannya, kita perhatikan cara packing yang bagus, nanti kita bantu pemasarannya. Kita bisa pasarkan di sahabat IKM (Industri Kecil Menengah ) Politeknik Jember. Jika perlu nanti kita salurkan ke toko berjaringan yang ada di Jember. Kita sudah membuat komitmen dengan mereka (toko berjaringan) untuk membina IKM disekitar toko mereka minimal 5 IKM dan membantu pemasarannya. Jika ada toko berjaringan menolak hasil produk lokal, jelas akan kami persulit perijinannya. Jika perlu kita tutup,” tagasnya.

Baca Juga: Factory Tour Bupati Jember ke PT Intidaya Dinamika Sejati

Berdasarkan data di Disperindag dan ESDM Kabupaten Jember, hingga saat ini sudah 4.000 lebih IKM di Jember, baik yang menghasilkan produk makanan, minuman dan handycraft. ”Coba kalau sampean buka di internet, hasil kerajinan handycraf Kab. Jember sudah tembus pasar Asia dan Eropa. Ini menunjukkan barang kita banyak diminati oleh negera luar. Ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi kita, untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO