Dongkrak Ekonomi Kerakyatan, Wali Kota Surabaya Launching Program Dandan Omah

Dongkrak Ekonomi Kerakyatan, Wali Kota Surabaya Launching Program Dandan Omah Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, saat meresmikan program Dandan Omah.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com , , resmi meluncurkan program padat karya  pada Kamis (31/3/2022) lalu. Program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) berbasis padat karya tersebut diharapkan menjadi stimulan dan mendongkrak ekonomi kerakyatan pada 154 kelurahan se-Surabaya.

Pada 2022, menyasar 800 Rutilahu yang tersebar pada 154 kelurahan di Surabaya. Sebanyak 800 Rutilahu itu merupakan sebagian dari 3.450 jumlah total usulan RT/RW yang disampaikan melalui kelurahan dan kecamatan.

Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024

Pekerjaan ini melibatkan Kelompok Teknis Perbaikan Rumah (KTPR) atau pekerja yang berasal dari warga sekitar. Setiap satu unit rumah yang dibedah, dikerjakan oleh 4 orang pekerja dengan estimasi pekerjaan selama 20 hari. Sedangkan untuk anggaran pada tiap unit rumah itu sebesar Rp35 juta. 

"Tahun 2022 ini menyasar 800 unit rumah. Sementara untuk sisanya Insyaallah di tahun depan akan kita selesaikan semuanya," kata Eri.

Program ini bisa dibilang berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Pasalnya, program padat karya di Kota Pahlawan ini mampu menyerap 3.200 tenaga kerja yang merupakan warga di wilayah sekitar dan melibatkan 154 toko galangan di kelurahan masing-masing dengan dana berputar mencapai Rp28 miliar.

Baca Juga: ​SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional

Tahun ini, kata Eri, lebih memprioritaskan kebijakan-kebijakan untuk perbaikan pembangunan sumber daya manusia dan kepentingan masyarakat. Sebab, Surabaya akan menjadi kota hebat apabila masyarakatnya sudah sejahtera. 

"Surabaya ini adalah ekonomi kerakyatan. Maka uang itu dari Surabaya, berputar di Surabaya dan untuk orang Surabaya," tuturnya

Ia kembali mengingatkan kepada camat dan lurah agar jangan sampai ada warga yang rumahnya tidak layak namun tidak dilaporkan. Sebab menurutnya, anggaran pemkot itu akan jauh lebih bermanfaat jika digunakan untuk kesejahteraan rakyat daripada dibuat membangun bangunan yang monumental. 

Baca Juga: Dinilai Cederai Demokrasi, Ratusan Massa Deklarasi Coblos Kotak Kosong di Pilwali Surabaya 2024

"Karena buat saya itu jauh lebih penting dan jauh lebih berharga. Dari pada saya membangun sesuatu (monumental) yang tidak ada manfaatnya buat umat warga Surabaya," ujarnya.

Salah satu dari 800 Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) penerima intervensi tahun 2022 Anah Janah mengaku tiga tahun menunggu rumahnya diperbaiki. Terhitung sejak tahun 2019, rumah Anah yang berada di Jalan Kedung Rukem IV/32B, Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari mulai diajukan program Rutilahu, dan karena pandemi, anggaran program harus dirasionalisasi dan baru direalisasi tahun 2022.

“Waktu itu yang mengusulkan anak saya, didaftarkan. Karena waktu itu ada corona, jadi berhenti. Tapi, Alhamdulillah sekarang sudah diperbaiki, saya terima kasih kepada Pak Wali Kota Eri. Saya bersyukur sama Allah," kata Anah.

Baca Juga: Gus Iqdam Doakan Menang dan Minta Jemaah Coblos Khofifah dan Eri Cahyadi di Pilkada 2024

Anah merupakan orang tua tunggal berusia 61 tahun dan harus tinggal serumah dengan 6 anggota keluarga. Juga, bersama satu anak, menantu, cucu dan cicitnya. Dengan luas 36 meter persegi, rumah Anah memang sudah tidak layak huni. Apalagi saat hujan turun, air langsung terjun bebas masuk ke dalam rumah.

Namun saat ini, Anah bisa tersenyum bahagia. Sebab, rumahnya mulai diperbaiki melalui program . “Alhamdulillah ini diperbaiki, saya berterima kasih diberi rezeki sama Allah melalui Pak ," ujar Anah sembari meneteskan air mata bahagia.

Di tahun 2022, pemkot melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP), memproyeksikan program dikerjakan lewat dua anggaran. Yang pertama, perbaikan 800 unit rumah menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) murni Surabaya tahun 2022. Dan kedua, perbaikan 500 unit rumah melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Sementara untuk daftar usulan yang belum diperbaiki di tahun 2022, bakal dikerjakan pada tahun selanjutnya.

Baca Juga: Gus Iqdam: Khofifah itu Tawadhu dan Andhap Asor

“Jadi 800 unit rumah itu dikerjakan APBD murni Surabaya tahun 2022. Sedangkan 500 unit rumah lainnya, rencananya dikerjakan menggunakan PAK,” kata Kepala DPRKPP Surabaya, Irvan Wahyudrajad.

Irvan memastikan, bahwa anggaran setiap unit rumah yang diperbaiki menggunakan besaran yang sama, yakni Rp 35 juta. Tak terkecuali para pekerja pada setiap unit rumah yang diperbaiki melibatkan 4 orang warga yang berasal dari kelurahan setempat. "Jadi Ini betul-betul swadaya masyarakat. Jadi kita hanya menyerahkan anggaran ke Tim KTPR. Kemudian, mereka yang mengerjakan,” ujar Irvan.

Tak lupa, mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya itu juga kembali mengimbau kepada camat dan lurah, apabila menemukan rumah warga yang tidak layak huni, agar bisa dilaporkan. Tentu saja laporan itu wajib didukung dengan data-data MBR dan kepemilikan yang sah atas lahan rumah. 

Baca Juga: Diiringi Pawai, Eri-Armuji Berangkat Daftar Pilwali ke KPU Surabaya Naik Becak

"Pak Wali Kota berpesan kepada camat dan lurah, apabila menemukan rumah yang tidak layak huni agar dilaporkan," jelas dia.

Menurut Irvan, paling banyak kerusakan rumah warga itu ada pada tembok keropos hingga atap bocor. Juga, kondisi elevasi lantai rumah yang berada di bawah jalan, sehingga menyebabkan banjir ketika turun hujan. 

"Kalau rumahnya tidak layak huni, maka penghuninya juga sulit untuk sehat. Jadi, sesuai visi misi Pak Wali Kota, kita harus menciptakan liveable city, kota yang layak huni," pungkasnya.

Baca Juga: Gerindra Persiapkan Calon Berinisial A dalam Pilkada Surabaya

Di samping itu, kata Irvan, ada sejumlah outcome yang diharapkan melalui program padat karya tersebut. Yakni, dapat meningkatkan kualitas lingkungan hunian serta nilai ekonomi kawasan. Kemudian, meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat berupa peningkatan jumlah kesembuhan beberapa penyakit seperti TBC, ISPA, DB dan sebagainya.

“Selain itu diharapkan pula dapat meningkatkan kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat melalui program padat karya. Juga diharapkan dapat meningkatnya gotong-royong dan kesadaran masyarakat dalam menjaga kualitas hunian dan lingkungan sekitar,” urai Irvan. (ari/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO