Tembus 40%, Begini Upaya Sekcam Kraton untuk Tangani Stunting Selama Jabat Pj. Kades Semare

Tembus 40%, Begini Upaya Sekcam Kraton untuk Tangani Stunting Selama Jabat Pj. Kades Semare Edy Santoso saat menjabat Pj. Kades Semare.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Sebagai salah satu desa di wilayah Kabupaten Pasuruan yang berada di daerah pesisir, angka stunting di ternyata cukup tinggi. Eddy Santoso, Pj. , mengungkapkan hampir 40% balita di desa yang dipimpinnya masuk kategori stunting.

Karena itu, pada tahun 2020 termasuk salah satu dari 10 desa di Kabupaten Pasuruan yang tercatat sebagai desa lokasi khusus (lokus) penanganan stunting.

Baca Juga: Kinerja Buruk, Kepala Desa Kawisrejo Pasuruan Didesak Mundur

Menurut Eddy, ada sejumlah faktor yang menyebabkan banyaknya balita di alami stunting. Di antaranya, lantaran anak-anak di wilayah tersebut jarang makan ikan, meski mayoritas warga berprofesi sebagai nelayan.

"Banyak anak kurang asupan gizi karena konon katanya kalau anak kita makan makanan hasil tangkapan ikan laut dari bapaknya yang seorang nelayan, maka anak tersebut akan menderita sakit perut/diare," ungkap Eddy yang juga menjabat Sekcam Kraton tersebut.

Karena itu, sejak menjabat sebagai Pj. pada tahun 2020, pihaknya berupaya mengikis mitos seperti di lingkungan masyarakat.

Baca Juga: Tak Dukung Lingkungan Hidup, Lujeng Pertanyakan Visi 2 Paslon Pilbup Pasuruan 2024

Tidak hanya itu, melalui rembuk stunting, pemerintah desa, BPD, bidan desa, kader kesehatan, babinsa, bhabinkamtibmas, dan lintas sektor lainnya berkomitmen untuk pencegahan dan penurunan stunting yang ada di .

"Hal yang semacam itulah merupakan tugas kita untuk memberikan penjelasan dan pemahaman pada pada masyarakat, termasuk sarana air bersih dan sanitasi," ujar Eddy.

Langkah-langkah yang dilakukan Pemdes Semare itu seiring dengan program Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang dinamakan 'Kasih Bersanding Mesra'. Yaitu keluarga bersih bersama sadar stunting menuju masyarakat sejahtera.

Baca Juga: Pemilik Kafe di Ruko Gempol 9 Keluhkan Pungutan Rp80 Ribu per Hari, Minta Pertanggungjawaban

"Bapak Bupati meminta pada semua stakeholder agar saling bersinergi dalam melaksanakan tanggung jawab masing-masing untuk menghasilkan output sesuai target, yakni mampu mereduksi kasus stunting atau gizi buruk pada balita," beber Eddy.

Di samping gizi buruk, salah satunya penyebab stunting adalah minimnya air bersih, buruknya sanitasi, dan lingkungan yang kumuh. Untuk itu, mendapat dari pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR.

"Program sandes dari Kementerian PUPR yang tujuannya adalah untuk menciptakan pola hidup bersih dan sehat melalui pembangunan WC," kata Eddy.

Baca Juga: Khofifah Dorong Muslimat NU Ambil Peran Wujudkan 2 Hal ini di Kota Pasuruan

Pengerjaan WC itu dilakukan melalui pokmas (kelompok masyarakat) serta padat karya sehingga bisa melibatkan warga setempat untuk ikut bekerja.

"Sayangnya kami belum sempat mengawal program tersebut, karena jabatan pj kades di Semare sudah berakhir seiring dilantiknya kepala desa fefinitif melalui pelaksanaan pilkades antar waktu (PAW)," urainya.

Eddy menambahkan, upaya-upaya penanganan stunting yang disampaikannya selama menjabat Pj. sekaligus sebagai klarifikasi atas mencuatnya berita miring tentang . Sebelumnya, Ketua LSM Jimat (Jaringan Masyarakat) Pasuruan Khoiril Muchlis menyebut bahwa Sekcam Kraton turut bermain dalam selama menjabat sebagai Pj. . (par/rev)

Baca Juga: Proyek PLN Tak Punya Amdal dan Menabrak Tata Ruang, Aktivis: Hentikan Sebelum Perizinan Tuntas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO