SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Pasca dibaiat sebagai warga Nahdlatul Ulama (NU) oleh Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, Ustadz Hanan Attaki mengisi ceramah di Jember.
Hanan mengisi kajian Jumat Mubarok Majelis Dzikir Rotibul Haddad di Masjid Riyadlus Sholihien, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, pada Jumat (2/6/2023) malam.
BACA JUGA:
- KH Asad Said Ali: Muktamar yang Buruk Melahirkan Kepengurusan yang Buruk
- NU Tegaskan Tak Terlibat Dukung-mendukung pada Pilkada 2024 di Kota Probolinggo
- Bersama Syekh Afeefuddin Al-Jailani di Masjid Al Akbar, Khofifah Ajak Masyarakat Bangun Akhlak Mulia
- Khofifah Kenalkan Kekayaan Agrikultur Jatim ke Syekh Afeefuddin Al-Jailani
Sebelum agenda kajian, Ustadz Hanan Attaki sowan kepada Rais Syuriah PBNU, KH. Sadid Jauhari yang juga pengasuh PP. Assunniyah, Kencong, Jember.
"Alhamdulillah Kiai Sadid sangat sayang kepada Ustad Hanan. Banyak obrolan tentang penguatan dakwah. Bahkan kiai memerintahkan kami agar juga mampir di pesantren keluarga beliau yang lain," kata Bendahara Umum Nusa Bangsa Indonesia (NBI), Mahathir Muhammad dalam keterangannya, Sabtu (3/6/2023).
Mahathir mengatakan bahwa penolakan yang sempat dilakukan kepada Ustadz Hanan disebabkan masalah personal. Yakni panitia acara yang terindikasi kuat adalah teman-teman aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Kalau gak ditolak, akhirnya membahayakan. Satu sisi kita tahu HTI itu adalah gerakan laten. Kami takut memanfaatkan Hanan Attaki sebagai da'i yang menjadi magnet milenial urban di Kota Jember, kemudian dimanfaatkan jamaahnya dan digiring ke HTI," ungkapnya.
Ia menilai momentum Hanan Attaki bersama KH Marzuki Mustamar merupakan bentuk kolaborasi dakwah pada level milenial urban yang jarang digarap oleh dai-dai muda NU.