Awal Tahun, BKKBN Bersama Mitra dan Stakeholder Gencarkan Sosialisasi Zero Stunting

Awal Tahun, BKKBN Bersama Mitra dan Stakeholder Gencarkan Sosialisasi Zero Stunting Ketua Tim Pokja Peningkatan Kualitas dan Sistem Data Keluarga BKKBN Jawa Tengah Ibu Nasri Yatiningsih saat memberikan penjelasan (dok. ist)

TEGAL,BANGSAONLINE.com - Pemerintah melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus berupaya menekan angka di seluruh Indonesua.

Bersama dengan mitra komisi IX dan juga stakeholder, BKKBN gencar melakukan sosialisasi cegah

Baca Juga: Dinkes Gresik Gandeng KWG Gelar Talkshow Penanganan AKI, AKB, dan Stunting

Di awal tahun 2024 ini, BKKBN bersama mitra Komisi IX melakukan sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana di Gedung MWC NU Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten , Sabtu (13/1/2024).

Dalam sambutannya H Moh. Syaefudin selaku tuan rumah mengucapkan selamat datang pada para narasumber serta ratusan peserta sosialisasi percepatan penurunan .

Selanjutnya, acara diisi oleh para narasumber, yaitu Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Ir Khofifah MM.

Baca Juga: 2.155 Keluarga Rawan Stunting Terima Bantuan, Pemkot Kediri Lakukan Monitoring

Lalu ada Ketua Tim Pokja Peningkatan Kualitas dan Sistem Data Keluarga BKKBN Nasri Yatiningsih SE MM dan anggota DPR RI KOMISI IX Dr Dewi Aryani MSi .

Dalam penjelasannya, Nasri Yatiningsih mengajak semua masyarakat untuk mendukung penuh suksesnya program percepatan penurunan

Berbagai upaya harus dilakukan dalam rangka menciptakan zero di semua wilayah

Baca Juga: ​BKKBN Bersama Mitra Kerja Gencar Sosialisi Cegah Stunting di DKI Jakarta

Di antaranya, bagi para calon pengantin sebelum menikah sampai melahirkan bayi, harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan.

"Melakukan pemeriksaan dini dengan rutin di puskesmas maupun dokter bagi para calon pengantin yang sudah cukup umur, agar siap mental untuk melahirkan dan menjadi orangtua, pola cara merawat bayi yang baik supaya dilakukannya. Seperti, dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan," kata Nasri.

"Pola hidup bersih dan sehat serta pemberian ASI eksklusif, dapat mencegah . Harus dilakukan pula, setelah 6 bulan, bayi diberi tambahan makanan pendamping yang lembut-lembut, juga bagi pasangan muda untuk tidak merokok terlebih dahulu. Hal itu, supaya janin yang dikandung istri, nantinya menjadi bayi yang sehat," sambungnya

Sementara itu, anggota DPR RI KOMISI IX Dr Dewi Aryani MSi menjelaskan penurunan dan pecegahan sudah menjadi tanggung jawab bersama.

Baca Juga: Song Osong Lombhung Gelar Khitan Massal dan Cek Kesehatan di Bragang Bangkalan

 Untuk tercapainya 14% prevalensi pada tahun 2024, sudah menjadi tanggung jawab semuanyaa, termasuk anggota Komisi IX DPR RI. 

Ia juga mengingatkan kepada masyarakat, selain upaya maksimal percepatan penurunan , diperhatikan pula bisa hidup positif yaitu mengupayakan sehat jiwa dan raga.

Termasuk, dengan mengkonsumsi buah buahan segar serta ikan, telur, susu sebagai makanan yang lebih sehat yang perlu dikonsumsi.

Baca Juga: Lagi, Pemkab Kediri Kukuhkan Ratusan Kampung Keluarga Berkualitas

"Sosialisasi Stunting terus dilakukan ditengah tengah masyarakat. Komisi IX DPR RI tetap berkomitmen untuk membangun kepedulian dalam berupaya maksimal, mengajak, dan bersama-sama menuntaskan di Indonesia. Komitmen saya, berdampingan dengan pemerintah dalam percepatan penurunan ," ungkapnya (ris/van)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Jambret Handphone Anak-Anak di Kampung Semarang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO