Turunkan Emisi GRK, Bappeda Litbang Magetan Lakukan Inovasi Identifikasi dan Pemetaan Karbon

Turunkan Emisi GRK, Bappeda Litbang Magetan Lakukan Inovasi Identifikasi dan Pemetaan Karbon Pj Bupati Magetan Hergunadi bersama perwakilan forkopimda dan OPD melakukan penanaman bibit pohon bambu di eko-eduwisata bambu di Kelurahan Tinap, Kecamatan Sukomoro, Magetan, Jumat (19/1/2024). Foto: Dok. Diskominfo Kabupaten Magetan

MAGETAN, BANGSAONLINE.com - Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pembangunan Daerah (Bappeda Litbang) Magetan melakukan inovasi identifikasi dan pemetaan karbon, sebagai bentuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia menurunkan emisi (GRK) dan mitigasi perubahan iklim.

"Kami di memang menggagas Program Identifikasi dan Pemetaan Karbon. Artinya, kami akan identifikasi wilayah mana yang penghasil dan penghasil karbon di kabupaten Magetan," ujar Kepala Elmi Kurnianto, Rabu (27/3/2024).

Baca Juga: Mitigasi Perubahan Iklim, Pj Wali Kota Madiun Tanam Pohon

Menurutnya, Inovasi identifikasi dan pemetaan karbon perlu dilakukan, karena mengingat isu lingkungan hidup sudah menjadi isu internasional, karena banyak negara maju menghasilkan karbon atau pencemaran udara. Sedangkan, negara seperti Indonesia adalah negara penghasil oksigen untuk menyerap karbon.

Ia menyebutkan, sejumlah titik di Magetan menjadi target mampu menyerap karbon, salah satunya kawasan ekowisata sekaligus eduwisata hutan bambu di Kelurahan Tinap, Kecamatan Sukomoro yang saat ini proses pembangunan.

"Kalau di Magetan seperti hutan bambu, ini bisa menghasilkan oksigen. Dan itu bisa dihitung per ton, per hari, dan per tahunnya secara ilmiah," kata Elmi.

Baca Juga: Mengapa Dilarang Membuang Sampah di Gunung? Toh Tidak Ada Penghuninya

Elmi mengatakan, ke depannya, program pemetaan karbon tersebut bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sebab, negara-negara penghasil karbon bisa mendapatkan oksigen.

"Nah, untuk menghasilkan oksigen ini kan ada proses dan biayanya. Maka harus memberikan kompensasi, harus bayar itu, termasuk ke Kabupaten Magetan sebagai penghasil O2 nantinya," jelasnya.

Meski Magetan bukan daerah industri, terdapat titik-titik penghasil polusi seperti limbah peternakan, industri pengolahan kulit, pabrik gula dan pengelolaan air minum.

Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih 6 Penghargaan Sekaligus di Ajang EPSA 2023

Oleh sebab itu, saat ini yang harus dilakukan adalah penghijauan di tepi-tepi jalan, di sejumlah tempat lainnya, dan pembuatan hutan, seperti hutan bambu untuk menyerap karbon.

"Inilah visi kami dari Bappeda untuk Magetan ke depannya. Sekarang pemetaan karbon ini masih dalam kajian tim Bappeda. Kami tidak hanya menunggu, tetapi harus berinovasi untuk kemajuan Magetan," pungkasnya. (rif)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO